Manuskrip Keagamaan Sudah Didigitalkan, Gen Z Wajib Tahu ini!

19 Sep 2024
Manuskrip Keagamaan Sudah Didigitalkan, Gen Z Wajib Tahu ini!
Sesban Arskal Salim pada kegiatan Sosialisasi Sistem Integrasi Digitalisasi Manuskrip Agama dan Keagamaan Nusantara (SI-JAWARBA) yang diselenggarakan Puslitbang LKKMO di Makassar, Kamis (19/9/2024).

Makassar (Balitbang Diklat)---Balitbang Diklat Kementerian Agama berkomitmen untuk terus bertransformasi dengan berbagai inovasi penting. Terbaru dari Balitbang Diklat saat ini adalah lahirnya Sistem Informasi Jaga Warisan Bangsa (Si-Jawarba) sebagai sistem yang mengintegrasikan manuskrip agama dan keagamaan Nusantara secara digital.

 

Si-Jawarba ini menurut  Sekretaris Badan (Sesban) Litbang dan Diklat Arskal Salim diharapkan dapat membantu melindungi serta melestarikan manuskrip yang menjadi bagian penting dari warisan sejarah dan budaya Indonesia.

 

"Sijawarba ini adalah program yang sudah ditunggu-tunggu sejak dulu untuk menyelamatkan manuskrip. Digitalisasi ini juga sangat krusial agar manuskrip tidak hanya terjaga secara fisik, tetapi juga dapat disebarluaskan isinya ke masyarakat luas,” ujar Sesban di Makassar, Kamis (19/19/2024).

 

"Manfaat dan tujuan proses digitalisasi manuskrip ini sangat penting untuk melindungi sekaligus melestarikan manuskrip,” tambah Sesban.

 

Selain untuk melesarikan fisik manuskrip, Si-Jawarba ini menurut Sesban sangat penting juga disosialisasikan kepada generasi Z, agar mereka mengenal nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, serta tertarik pada konten-kontennya.   

 

Menurutnya, jika hal ini tidak segera dilakukan, maka ada kekhawatiran bahwa generasi sekarang, yaitu generasi X, akan menjadi generasi terakhir yang menikmati dan memanfaatkan manuskrip-manuskrip tersebut. 

 

"Bagaimana caranya untuk mengajak dan memperkenalkan Gen Z agar tertarik untuk memberikan perhatian juga ke konten manuskrip, agar generasi X ini tidak jadi generasi terakhir yang menikmati manuskrip," tegas Sesban.

 

Dalam upayanya menarik perhatian generasi muda, Sesban juga mempertimbangkan pemanfaatan media sosial sebagai sarana yang efektif untuk menyebarkan konten manuskrip. “Penting kiranya kita untuk memikirkan langkah-langkah supaya Gen Z tertarik pada manuskrip, salah satunya dengan pemanfaatan media social,” ucapnya.

 

Sesban meyakini, media sosial merupakan alat yang sangat cocok untuk menyampaikan informasi kepada anak muda secara cepat dan interaktif. Selain itu, Sesban juga menyampaikan ide menarik lainnya seperti penyelenggaraan lomba storytelling yang ceritanya diambil dari manuskrip keagamaan.

 

"Misal, Balai Litbang Agama Makassar ini yang sedang membuat lomba-lomba, ke depannya bisa memasukkan lomba storytelling yang ceritanya berasal dari manuskrip keagamaan. Melalui cara-cara ini, diharapkan konten-konten yang berasal dari manuskrip dapat lebih dikenal dan dihargai oleh generasi muda,” kata Sesban.

 

Pada kesempatan tesebut, Sesban berharap Si-Jawarba mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk dengan memberikan masukan dan ide-ide segar untuk penyempurnaan sistem digitalisasi manuskrip. 

 

Dengan langkah-langkah ini, Balitbang Diklat optimistis upaya-upaya pelestarian manuskrip tidak hanya akan menjaga warisan fisik, tetapi juga memastikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat terus hidup dan berkembang di tangan generasi berikutnya. (Rois Maulana)

   

 

 

Penulis: Rois Maulana
Sumber: Puslitbang Lektur
Editor: Barjah dan Abas
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI