Menag: Kata Wapres, Ini Banyaknya Luar Biasa

6 Jan 2014
Menag: Kata Wapres, Ini Banyaknya Luar Biasa

Jakarta (Pinmas) —- Kementerian Agama bersama para tokoh dan umat lintas agama baru saja menyelenggarakan Gerak Jalan Kerukunan Nasional di Silang Monas Jakarta, Minggu (05/01). Dilepas oleh Wakil Presiden Boediono, gerak jalan ini diikuti oleh sekitar 130 ribu peserta yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Tidak hanya  warga DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, bahkan dari Bengkulu, Yogya, dan lainnya juga ikut hadir dalam kesempatan gerak jalan ini.

“Ini banyaknya luar biasa, belum pernah saya melihat dan mengikuti gerak jalan sebegini banyaknya,” kata Menteri Agama Suryadharma Ali menirukan ungkapan Wakil Presiden Boediono yang disampaikan saat berjalan bersama dari Monas menuju Bundaran Hotel Indonesia.

Menag menambahkan bahwa gerak jalan yang kita lakukan, mendapat apresiasi dari Wakil Presiden, Menpera, dan pejabat lainnya.

Selain apresiasi dari Wapres, lanjut Menag, apa yang kita lakukan ini juga diamati oleh Museum Rekor Indonesia (MURI). Menurut Menag, Direktur MURI Jaya Suprana yang ikut dalam gerak jalan ini berkomentar: “Pak Menteri, harusnya CNN, Al-Jazeera dan kantor beri lainnya serta para duta besar diundang untuk menyaksikan realitas kerukunan di Indonesia yang menurut saya, terbaik di dunia.”

“Bahkan Pak Jaya mengatakan bahwa gerak jalan kerukunan yang kita lakukan, tidak hanya terbanyak di Indonesia, namun juga di dunia” terang Menag. Gerak jalan kerukunan nasional ini tercatat dalam rekor MURI sebagai gerak jalan santai dengan jumlah peserta terbanyak, yaitu mencapai sekitar 130 ribu peserta. Pencatatan ini  ditandai dengan penyerahan piagam dari Direktur Musium Rekor Indonesia (MURI), Jaya Suprana, di atas panggung kerukunan, usai pelaksanaan Gerak Jalan Kerukunan (GJK), Minggu (05/01) pagi.

Menag mengungkapkan bahwa gerak jalan ini merupakan peristiwa kerukunan terbesar di dunia yang pernah ada. Karenanya, Menag mengajak agar semua pihak untuk menjaga kerukunan bangsa. “Tidak benar, jika ada yang mengatakan bahwa kerukunan di Indonesia buruk. Tidak benar jika ada oknum yang mengatakan bahwa intoleransi meningkat di Bumi Pertiwi. Ada masalah, iya, tetapi jangan digeneralisir,” imbuh Menag.

Menag juga menyampaikan bahwa keberagaman merupakan sebuah keniscayaan. “Kita diciptakan berbeda. Tidak hanya kita, tumbuhan pun diciptakan secara berbeda, binatang pun demikian. Meski demikian, perbedaan yang ada, harus kita maknai sebagai sebuah rahmat, sebagai sumber kekuatan. Mari, saatnya, kita tunjukkan kepada dunia, bahwa Indonesia merupakan Negara besar yang rukun,” pesan Menag.

Usai memberikan sambutan, Menag didampingi para pejabat Kemenag kemudian melepas 68 ekor merpati sebagai tanda usia Kemenag dan melepaskan ratusan balon ke udara, sebagai simbol kerukunan dan keberagaman di Indonesia tetap jaya.

Sementara itu, ketua Panitia HAB Kemenag RI Kamaruddin Amin mengatakan bahwa gerak jalan ini awalnya, diperkirakan hanya akan diikuti 100 ribu peserta. Namun kenyataannya, peserta membludak hingga 130 ribu lebih, bahkan mungkin 150 ribu.

“Sebuah peristiwa yang sangat luar biasa, bukti tak terbantahkan bahwa keberagaman merupakan sebuah realitas. Bhinneka Tunggal Ika merupakan pegangan kuat untuk membangun bangsa ini. Semoga gerak jalan ini mampu menjadi kohesi sosial untuk memperkokoh kebangsaan kita. Sebuah gotong royong yang mampu menguatkan semangat nasionalisme kita,” ungkap Kamaruddin. (G-penk/mkd/mkd)

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI