Menguatkan Peran Masjid sebagai Pusat Keagamaan dan Sosial di Pulau Dewata

14 Des 2024
Menguatkan Peran Masjid sebagai Pusat Keagamaan dan Sosial di Pulau Dewata
Pelatihan Manajemen Kemasjidan Angkatan VI di Kantor Kementerian Agama Kota Denpasar, Sabtu (14/12/2024).

Denpasar (BMBPSDM)---Pelatihan Manajemen Kemasjidan Angkatan VI di Kantor Kementerian Agama Kota Denpasar menjadi penutup rangkaian program pelatihan yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Keagamaan (BDK) Denpasar pada akhir tahun 2024. Pelatihan ini dilaksanakan secara blended learning, dengan tiga hari sesi online (9–11 Desember) dan dilanjutkan dengan tiga hari pembelajaran klasikal di Aula KUA Kecamatan Denpasar Timur (12–14 Desember).

 

Pelatihan ini diikuti oleh 25 peserta, terdiri dari 13 ASN Penyuluh Agama Islam yang merangkap sebagai takmir masjid, serta 12 takmir masjid dari kalangan masyarakat umum dengan latar belakang profesi beragam, seperti guru, pengusaha, dan ASN non-Kemenag.

 

Dalam arahannya, Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Suyino menyoroti tantangan manajemen kemasjidan di Indonesia yang kerap menghadapi kendala klasik, seperti dana umat dan infrastruktur yang belum memadai. "Manajemen kemasjidan akan sulit berjalan efektif tanpa dukungan anggaran yang memadai. Namun, saya yakin para takmir yang hadir di sini adalah orang-orang luar biasa yang bekerja dengan panggilan hati," ujarnya yang hadir secara virtual, Jumat siang (13/12/2024).

 

Kaban Suyitno mendorong para takmir masjid untuk menciptakan inovasi pendanaan yang memenuhi syariat, seperti memanfaatkan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) secara optimal. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya transformasi digital dalam pengelolaan masjid, seperti penggunaan e-banking untuk mempermudah jemaah dalam menyalurkan dana, serta memanfaatkan media sosial untuk dakwah dan edukasi yang lebih luas.

 

Pada kesempatan yang berbeda, Sekretaris BMBPSDM (Sesban) Arskal Salim memberikan apresiasi kepada BDK Denpasar atas keberhasilannya menyelenggarakan program pelatihan ini. "Di wilayah Bali yang mayoritas non-Muslim, para takmir masjid harus mampu menjadikan masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat interaksi sosial, ekonomi, dan pendidikan, seperti yang dicontohkan Rasulullah," ungkap Sesban.

 

Sesban Arskal juga mengingatkan pentingnya memakmurkan masjid melalui tiga fungsi utama. Pertama, fungsi ubudiyah yakni masjid sebagai tempat ibadah.

 

“Kedua, masjid memiliki fungsi ijtima’iyah yaitu sebagai pusat sosial dan silaturahmi. Terakhir, fungsi tarbawiyah, masjid sebagai tempat pendidikan, khususnya bagi anak-anak untuk mengaji dan mendapatkan bimbingan keagamaan,” urai Sesban yang hadir secara virtual pula, Sabtu (14/12/2024).

 

Lebih lanjut, Sesban juga menyoroti peran masjid dalam membimbing generasi muda, khususnya untuk mengurangi risiko kecanduan gawai. Para peserta diharapkan dapat memanfaatkan waktu libur dengan melibatkan anak-anak dalam aktivitas masjid, seperti pelatihan ibadah dan pengajian.

 

Pada sesi penutupan, salah satu peserta pelatihan, Suhardi, menyerahkan sebuah buku yang berisi sejarah berdirinya Masjid Sadar di Denpasar kepada perwakilan BDK Denpasar Sugeng Sudarsono. Buku ini diharapkan menjadi motivasi bagi takmir masjid lainnya untuk memperkuat syiar Islam di Pulau Dewata.

 

Pelatihan ini tidak hanya bertujuan membekali para takmir dengan kemampuan manajerial, tetapi juga menegaskan bahwa menjadi takmir masjid adalah tugas mulia yang memberikan ladang amal dan kontribusi besar bagi umat.

(Dewi Indah Ayu D)

Penulis: Dewi Indah Ayu D.
Sumber: BDK Denpasar
Editor: Abas
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI