Mungkinkah Kecerdasan Buatan Mengambil Alih Peran Guru? Para Ahli Menjawab

23 Mei 2025
Mungkinkah Kecerdasan Buatan Mengambil Alih Peran Guru? Para Ahli Menjawab
Diskusi REBORN #11 (Refleksi, Edukasi, dan Berbagi Obrolan Inspiratif) yang digelar Pusat Pengembangan Kompetensi (Pusbangkom) SDM Pendidikan dan Keagamaan Kementerian Agama, di Ciputat, Kamis (22/5/2025).

Ciputat (BMBPSDM)---Apakah Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan akan menggantikan peran guru di kelas? Pertanyaan ini menjadi sorotan utama dalam diskusi REBORN #11 (Refleksi, Edukasi, dan Berbagi Obrolan Inspiratif) yang digelar Pusat Pengembangan Kompetensi (Pusbangkom) SDM Pendidikan dan Keagamaan Kementerian Agama, di Ciputat, Kamis (22/5/2025). 

 

Mengangkat tema “Apakah AI Menggantikan Tugas Guru?”, acara ini menghadirkan dua narasumber inspiratif, Tinia Leyli Shofia Ahmad dan Muhammad Miftahul Falah. Mengawali diskusinya, Falah mengingatkan para pendidik untuk tidak terjebak dalam kekhawatiran berlebih, karena AI dapat menjadi alat bantu yang sangat efektif jika dimanfaatkan dengan tepat.

 

"Kolaborasi antara guru dan AI bisa menciptakan sistem pembelajaran yang lebih efisien, terpersonalisasi, dan relevan dengan zaman," ujar Falah.

 

Namun, Falah juga menyoroti tantangan besar. Ketergantungan siswa pada jawaban instan dari teknologi bisa mengikis kemampuan berpikir kritis. Di sini menurutnya peran guru menjadi vital untuk membimbing, membangun karakter, dan membentuk nalar ilmiah siswa. 

 

Senada dengan Falah, Tinia menyampaikan bahwa para pendidik seharusnya tidak takut menghadapi perubahan teknologi, termasuk perkembangan kecerdasan buatan (AI) bukanlah ancaman.

 

“Jangan takut pada perubahan. Terus belajar dan jadilah guru yang menginspirasi, AI bukan pengganti tapi mitra dalam mendidik generasi masa depan,” tutur Tinia.

 

Diskusi ini juga menyoroti kesenjangan akses teknologi yang masih menjadi pekerjaan rumah besar di Indonesia. Para narasumber mendorong kolaborasi antara pemerintah, sekolah, masyarakat, dan keluarga agar pemanfaatan AI dalam pendidikan bisa merata dan adil.

 

Dengan semangat kolaboratif dan adaptif, pendidikan Indonesia diharapkan tidak hanya mengikuti zaman, tapi juga tetap memanusiakan proses belajar di tengah derasnya arus teknologi.

 

Halimah Dwi Putri

 

 

Penulis: Halimah Dwi Putri
Sumber: Pusbangkom SDM Pendidikan dan Keagamaan
Editor: Barjah dan Abas
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI