Outlook Kemenag 2023, Barometer Prediksi Kehidupan Agama dan Keagamaan

17 Mar 2023
Outlook Kemenag 2023, Barometer Prediksi Kehidupan Agama dan Keagamaan

Palembang (Balitbang Diklat)---Balitbang Diklat ditugaskan Gusmen untuk membuat Outlook 2023 untuk memprediksi kehidupan agama dan keagamaan di Indonesia.

“Prediksi tersebut dalam konteks masa depan Indonesia terkait relasi agama, pendidikan agama, dan layanan keagamaan. Ini menjadi barometer nasional dan internasional,” ujar Kepala Balitbang Diklat Suyitno saat memberi materi pada Penguatan Moderasi Beragama bagi Dosen UIN Raden Fatah Palembang, Kamis (16/3/2023).

Menurut Kaban, perkembangan isu-isu keagamaan nasional dan internasional sangat cepat. Berbagai isu ini perlu direspon dan dibuat rumusannya.

”Rumusan inilah yang disebut outlook, yang menjadi kiblat Kemenag untuk membuat program tahun 2023. Manfaat outlook adalah untuk membaca ‘the future’, prediksi-prediksi masa depan,” katanya.

”Sebagai contoh, seseorang yang akan menanamkan modal di Indonesia perlu mengetahui seperti apa relasi agamanya. Oleh karena itu, kami mengumpulkan seluruh unit eselon I di Kemenag agar memiliki satu visi yang sama dalam membangun relasi agama dan layanan pendidikan agama,” tutur Guru Besar UIN Raden Fatah ini.

Selain diskusi dengan seluruh unit eselon I di Kemenag, outlook juga didukung oleh survei-survei yang ada di Balitbang Diklat. ”Hal ini meneguhkan bahwa survei tersebut tidak bisa dianggap sepele, serta menunjukkan bahwa hasil-hasil riset tersebut menjadi referensi kebijakan,” tandasnya.

 

Paradigma Baru Litbang

Litbang bukan lagi sulit berkembang, tetapi gesit dan membanggakan. Gesit maksudnya harus responsif.

Banyak perubahan yang telah dilakukan Balitbang Diklat, salah satunya membagi fungsi menjadi ’dapur’ dan ’gudang’ Kementerian Agama. ”Dapur sebagai tempat memasak kebijakan dan gudang sebagai tempat menyimpan SDM terbaik Kemenag,” ungkapnya.

”Kelak di Badan Moderasi Beragama yang dialihkan dari Balitbang, kita akan memiliki Puspenkom (Pusat Penelitian Kompetensi) dan Manajemen Talenta. Tempat itu nanti akan difungsikan sebagai gudangnya atau calon-calonnya SDM yang akan dipromosikan,” kata pria kelahiran Tulungagung ini.

Kembali berbicara mengenai gudang, lanjut Kaban, negatifnya adalah menyimpan rongsokan. “Mereka yang talent-nya di bawah rata-rata, kita masukkan ke gudang juga untuk didiklat,” pungkasnya.

Diad/Bas

 

Penulis: Dewi Indah Ayu
Editor: Abas
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI