Pelihara Warisan Budaya, Sijawarba Jawabannya!
Makassar (Balitbang Diklat)---Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Balitbang Diklat Kementerian Agama RI Moh. Isom mengatakan manuskrip-manuskrip yang ada di Nusantara merupakan harta karun yang sangat berharga.
"Jika nilai-nilai dalam manuskrip tidak kita pelihara, kita akan kehilangan warisan budaya dan hikmah yang ada di dalamnya," ujarnya.
Hal tersebut dikemukakan Isom dalam sambutannya pada kegiatan Sosialisasi Aplikasi Sijawarba di Claro Hotel, Makassar, Kamis (19/9/2024).
Lebih lanjut, Isom mengatakan bahwa pelestarian manuskrip merupakan bagian penting dalam mewujudkan revolusi mental yang dicanangkan pemerintah. Menurutnya, selama ini masih terdapat perbedaan dalam pengelolaan metadata manuskrip di berbagai instansi, seperti BRIN, Perpusnas, dan Arsip Nasional (ANRI). Oleh karena itu, Sijawarba diharapkan dapat menjadi solusi untuk menyatukan dan menstandarkan metadata, sehingga memudahkan akses dan kolaborasi antar lembaga.
Aplikasi Sijawarba, kata Isom, yang pada awalnya merupakan proyek perubahan, memiliki tujuan untuk menyamakan metadata dan mengintegrasikan manuskrip ke dalam satu platform yang dapat diakses oleh berbagai pihak. Dengan dukungan dari BRIN, Perpusnas, ANRI, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, program ini diharapkan mampu menjawab tantangan dalam pengelolaan manuskrip yang tersebar di berbagai museum daerah yang memiliki otonomi masing-masing.
Saat ini, lanjut Isom, terdapat sekitar 125.000 manuskrip di seluruh Indonesia, namun hanya sekitar 12.000 yang telah didigitalisasi oleh Perpusnas. “Kita perlu kolaborasi antar lembaga untuk menjaga dan mendigitalkan manuskrip-manuskrip ini. Pelestarian manuskrip ini bukan hanya soal menjaga dokumen sejarah, tetapi juga menjaga identitas bangsa kita,” tegasnya.
Menurut Isom, sosialisasi Sijawarba di Makassar ini bukan hanya bertujuan untuk memperkenalkan aplikasi kepada publik, tetapi juga untuk mengajak semua pihak, baik dari lembaga akademik maupun budaya, untuk ikut berperan aktif dalam melestarikan manuskrip Nusantara. Ia berharap Indonesia dapat menjadi negara yang tidak hanya maju secara ekonomi dan infrastruktur, tetapi juga memiliki karakter kuat yang didasari pada nilai-nilai budaya lokal yang ada dalam manuskrip.
"Tanpa melestarikan manuskrip, kita akan kehilangan jejak sejarah dan kearifan lokal yang menjadi fondasi bagi perkembangan bangsa. Oleh karena itu, kami berharap Indonesia menjadi negara yang berbudaya dan berkarakter kuat melalui pelestarian dan pengembangan manuskrip ini untuk generasi mendatang," pungkasnya. (Rheka Humanis)