Penerimaan Keragaman Budaya di Desa Antajaya Bogor

6 Jul 2024
Penerimaan Keragaman Budaya di Desa Antajaya Bogor
Tim Monev Puslitbang LKKMO melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) pelaksanaan Survei Nasional Penerimaan Pemeluk Agama terhadap Keragaman Budaya Tahun 2024 di Desa Antajaya Bogor dari 3-5 Juli 2024.

Bogor (Balitbang Diklat)---Guna melihat progress dan memastikan survei berjalan sesuai panduan, Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Balitbang Diklat Kementerian Agama RI melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) ke-11 lokasi yang menjadi sampel Survei Nasional Penerimaan Pemeluk Agama terhadap Keragaman Budaya Tahun 2024.

 

Desa Antajaya terletak di Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor menjadi salah satu sampel nasional. Tim Monev Puslitbang LKKMO Bahari, Jerry, Rheka, dan Junaedi mengunjungi perwakilan Yayasan Visi Mulia Madani selaku mitra kerja di Antajaya dari 3-5 Juli 2024.

 

Arief Budianto selaku Ketua Tim Koordinator Bogor dan Candra selaku Supervisor merupakan perwakilan yang ditemui Tim Monev. Bahari menjelaskan bahwa kedatangan Tim Monev bertujuan untuk silaturahmi dan memonitor  output serta progress survei yang dilakukan di Bogor. Candra mengatakan bahwa survei di Bogor ini tidak ditemukan kendala teknis yang signifikan.

 

“Untuk menghubungi dan bertemu responden tidak terdapat kesulitan besar yang kami hadapi. Mungkin jika harus disebutkan kesulitannya yaitu perihal lokasi survei yang lumayan jauh dari perkotaan terlebih dari Kota Bogor. Hanya saja kita harus menjaga profesionalitas. Oleh karena itu, hal tersebut tidak masalah dan sudah menjadi resiko tersendiri bagi kami,” ujar Candra.

 

Arief menambahkan bahwa kelebihan dilakukan survei di pedesaan seperti sampel Bogor ini yaitu rentang kesibukan warganya yang terbilang lebih mudah untuk ditemui dibandingkan dengan responden yang berada di perkotaan.

 

Menurut Arief, ada 12 Responden yang berhasil ditemui dan diambil responnya terkait penerimaan keragaman budaya. “12 responden tersebut kami pilih berdasarkan hasil random sampling, dan keseluruhan responden merasa tidak keberatan untuk berpartisipasi dalam survei ini,” ungkapnya.

 

“Untuk area Bogor dari semua responden yang diwawancarai terkait penerimaan para pemeluk agama atas keragaman budaya, semua responden bisa menerima kebudayaan sebagai bagian Indonesia yang kaya akan budaya, dan mereka bangga dengan banyaknya budaya di Indonesia,” ucap Arief memaparkan respon masyarakat berdasarkan data survei di Bogor.

 

Dalam sesi selanjutnya, Tim Monev memeriksa kelengkapan berkas administrasi, dan juga kualitas instrumen riset. Terkait instrumen riset, Candra menyatakan adanya perbedaan jumlah kuesioner antara survei tahun ini dan tahun lalu.

 

“Tahun ini ternyata berbeda ya dibandingkan tahun lalu, tetapi ini sebuah perkembangan karena tahun lalu kuesioner yang diajukan untuk responden lebih banyak dan untuk tahun ini lebih sedikit, walau hanya 3 untuk tahun ini tetapi kuesionernya mencakup hal-hal yang diperlukan untuk riset,” ungkap Candra.

 

Secara keseluruhan, Tim Survei wilayah Bogor sudah melakukan kegiatan survei lapangan dengan baik. Seluruh kelengkapan berkas sudah terpenuhi dan dikumpulkan evidence-nya kepada Tim Monev. Untuk respon dari masyarakat selanjutnya akan dikumpulkan di pusat Yayasan Visi Mulia Madani untuk diproses menuju langkah selanjutnya guna disatukan dan diriset dengan hasil survei keseluruhan dari setiap wilayah lainnya. (Rheka Humanis/bas/sri)

Penulis: Rheka. H
Sumber: Rheka
Editor: Abas dan Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI