Perubahan Memiliki Tiga Dimensi: Integritas, Konsistensi, dan Prioritas

27 Mar 2023
Perubahan Memiliki Tiga Dimensi: Integritas, Konsistensi, dan Prioritas
Walikota Bogor Bima Arya berfoto bersama peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan XII di Pusdiklat Tenaga Administrasi Ciputat, Senin (27/3/2023).

Ciputat (Balitbang Diklat)---Mindset adalah pola pikir yang dapat menentukan keberhasilan dan perubahan. Namun sebelum melakukan perubahan atau mengubah sesuatu mindset seseorang yang harus diperbaiki terlebih dahulu.

Pernyataan tersebut disampaikan Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto saat menyampaikan materi Manajemen Perubahan Sektor Publik pada Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan XII di Pusdiklat Tenaga Administrasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama.

“Dengan memahami mindset, seseorang dapat mengenali dan memahami diri sendiri. Untuk itu, sangat penting untuk mengetahui bagaimana mindset mempunyai andil besar bagi perubahan itu sendiri,” ujar Bima di Ciputat, Senin (27/3/2023).

“Perubahan itu sunatullah, tapi tidak semua orang bisa menerima perubahan,” lanjutnya.

Menurut Bima perubahan memiliki tiga dimensi yang sangat penting, yaitu integrity, consistency, dan priority. Ketiga hal ini yang menjadikan Kota Bogor berhasil melakukan perubahan menjadi kota yang layak dan contoh bagi kota lainnya di Indonesia.

Pertama, integritas. Kata dan perbuatan berjalan beriringan. Bima mengatakan, janjinya di awal ketika kampanye politik merupakan pernyataan komitmennya membawa Kota Bogor menjadi lebih baik. Dan itu dibuktikan dengan aksi yang nyata. 

“Bicara mengenai perubahan, mudah. Orang tahu saya adalah orang yang fight. Fight saya untuk mengurangi angkot di kota Bogor, dan itu juga menjadi target saya hingga Desember 2023, angkot tidak lagi beroperasi di pusat kota,” tutur pria kelahiran Desember 1972 ini.

Kedua, konsisten. Kebijakan pengurangan angkot menjadi taman di pusat kota Bogor memerlukan tindakan yang masif. Itu dilakukan secara humanis, dengan mengedepankan dialog antar pihak. Dan itu dilakukan secara berkelanjutan dan tetap konsisten.

“Silakan sebar demi pengetahuan, dan publik berhak menilai. Mudah – mudahan itu bisa terjadi. Tapi kalaupun tidak, saya berani akui kepada publik nanti, itu belum terjadi,” tegasnya.

Terakhir, lanjutnya prioritas. Walikota Bima mengatakan bahwa seluruh kebijakannya tidak mungkin dapat menyenangkan semua orang. “Tapi, satu hal yang ditekankan, harus memiliki prioritas. “Prioritas yang berpihak pada kepentingan orang banyak,” pesannya.

Seorang pemimpin memiliki masa dalam kepemimpinannya maka pemimpin/leaders itu harus ‘knows the way show the way and lead the way’. Berharap semua bisa selesai pada masa akhir, dan tentunya tetap dipersiapkan SDM yang andal untuk melanjutkan dan mengawal sistem yang ada sebelumnya melalui perwali, Perda, dan sebagainya.

“Saya belajar melalui masa kepemimpinan ini untuk berkhidmat bahwa prioritas ini penting. Andai waktu dapat diputar kembali, saya akan lebih serius dalam pengurusan kebutuhan dasar, seperti puskesmas, sekolah,” tuturnya.

Selain itu, iapun ingin fokus pada elemen prioritas dalam hal kesehatan, pendidikan, perekonomian, dan lapangan pekerjaan. “Karena pemimpin yang baik itu tidak hanya instruktif tapi juga harus inspiratif,” tandasnya.

Hadir dalam acara tersebut, Kabag TU, Nilam Nur Azizah, para widyaiswara, pejabat struktural dan fungsional lainnya, serta 40 orang peserta PKA Angkatan XII. (yn/diad)

Penulis: Yaniwati
Editor: Dewi Indah Ayu
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI