Pesan Moderasi dari Kota Serambi Makkah
Banda Aceh (Balitbang Diklat)---Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama Prof. Suyitno mengimbau agar selalu mengedepankan rasa humanis dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai manusia, sangat membutuhkan orang lain, karena mustahil kita tidak membutuhkan orang lain dalam semua keadaan.
“Hakikatnya, kita manusia hidup itu harus bersaudara. Prinsip bersaudara itu, tidak pernah melihat background dari mana kita, dengarkanlah hati kemanusiaan kita, sebagai fitrah dalam diri kita,” ujar Kaban di Banda Aceh, Rabu (8/11/2023).
Kaban menyampaikan hal tersebut saat melakukan kunjungan kerja ke Balai Diklat Keagaman (BDK) Provinsi Aceh pada Pelatihan di Wilayah Kerja (PDWK) Penggerak Penguatan Moderasi Beragama Berbasis Rumah Ibadah, di lingkungan Kankemenag Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar.
Didampingi Kepala BDK Aceh Qadriyah dan Kasubbag TU, Kaban mengatakan apabila ada agama yang mengesampingkan humanistik, maka itu ada yang salah dari pemahaman si penganut agama tersebut, bukan agamanya. Karena, semua agama mengedepankan prinsip kemanusiaan.
Kepada para peserta pelatihan, Kaban mengingatkan pentingnya hubungan baik dengan masyarakat. “Mengutamakan Habluminallah, jangan sampai meninggalkan habluminannas, karena berurusan dengan sesama manusia, itu lebih rumit dibanding dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Manusia itu banyak gengsi dan ego, tetapi Tuhan sangat Maha Pengampun dan luas ampunannya,” imbuhnya.
Di kota Serambi Makkah itu, Kaban berpesan agar kita semua bisa menjaga kehidupan umat beragama, terutama berbasis rumah ibadah, mengingat rumah ibadah sebagai tempat strategis dalam memelihara kehidupan umat beragama yang harmonis. Rumah ibadah haruslah menjadi tempat yang netral, jangan sampai rumah ibadah menjadi tempat yang memecah belah umat.
“Menuju tahun politik yang sebentar lagi akan kita hadapi bersama, jadikanlah tempat ibadah itu sebagai tempat yang sejuk, damai, dan menyatukan. Hindarkan rumah ibadah dari tempat membangun ukhuwah menjadi tempat membangun permusuhan. Rumah ibadah tidak menjadi panggung politik identitas,” pesan Kaban.
Sebelumnya, Kepala BDK Aceh, Qadriyah, mengapresiasi Kaban di sela kesibukannya menyempatkan hadir langsung ke BDK Aceh. “Suatu kehormatan bagi kami, Kaban telah menyempatkan diri hadir ke BDK Aceh, untuk melihat langsung proses pembelajaran di sela kesibukan beliau,” ujarnya. (Reza/Barjah/bas)