Puluhan Penyuluh Agama Surabaya Ditempa Menjadi Penggerak Moderasi Beragama
Surabaya (Balitbang Diklat)---Di tengah semakin kompleksnya tantangan masyarakat modern, sebanyak tiga puluh penyuluh agama di wilayah Kementerian Agama Kota Surabaya mengambil langkah maju untuk menjadi agen perubahan. Mereka mengikuti Pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama yang digelar Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya, yang berlangsung dari 12 hingga 16 Agustus 2024.
Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama Suyitno menyampaikan pesan mendalam. Ia menekankan bahwa seorang penyuluh agama harus menjadi penyejuk di tengah masyarakat, bukan malah memperkeruh suasana.
"Penyuluh harus mengidentifikasi diri sebagai orang yang bisa mengademkan masyarakat, bukan malah menjadi kompornya. Orang baik harus menjadi penerangan, bukan menjadi sumber masalah," tegas Suyitno di Surabaya, Rabu (14/8/2024).
Suyitno menganalogikan peran penyuluh agama dengan pelayanan customer service di bank yang selalu tampil menarik dan ramah. Penyuluh harus bisa melakukan branding personality sebagai penyuluh.
“Anda harus tampil menyejukkan, agar orang yang datang merasa nyaman dan terbantu. Seperti seorang penyanyi yang tetap bisa menghibur meski tengah menghadapi masalah, penyuluh pun harus mampu tetap profesional meski memiliki beban pribadi," katanya.
Pesan yang disampaikan Suyitno begitu relevan di era ini, ketika masyarakat membutuhkan figur yang mampu memberikan solusi dan bimbingan, bukan hanya mendengar, tetapi juga membantu menyelesaikan masalah.
"Penyuluh harus menjadi edukator dan konselor yang siap menerima curhatan masyarakat serta menjadi problem solver. Meskipun tidak semua masalah dapat diselesaikan, setidaknya menjadi pendengar yang baik sudah merupakan langkah penting," ujar Suyitno.
Tidak hanya itu, Suyitno juga menekankan pentingnya menyentuh jiwa masyarakat dalam upaya membawa perubahan. "Perubahan itu terjadi ketika jiwa seseorang tersentuh, bukan hanya fisiknya. Oleh karena itu, penyuluh harus bisa menyentuh hati dan jiwa masyarakat," pungkasnya. (Barjah/bas/sri)