Pusdiklat Siapkan Pelatihan yang Sesuai Kebutuhan Masyarakat

26 Mar 2022
Pusdiklat Siapkan Pelatihan yang Sesuai Kebutuhan Masyarakat

Bogor (Balitbang Diklat)---Kementerian Agama melalui Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan terus berikhtiar untuk memperbarui materi pelatihan agar bisa merespon hal-hal baru yang terjadi dan sangat dibutuhkan masyarakat. Demikian dikatakan Kepala Pusdiklat Teknis, Imam Safe'i saat memberikan pengarahan pada acara Review Kurikulum Pelatihan di Bogor (24/03/2022).

Menurutnya, pelatihan yang bagus adalah pelatihan yang dibutuhkan dan bisa menjawab kebutuhan masyarakat. "Kurikulum, silabus, bahan ajar pelatihan harus senantiasa kita sesuaikan dengan perubahan dan perkembangan, karena tanpa itu, pelatihan-pelatihan kita tidak akan bisa menjawab kebutuhan di masyarakat," tuturnya.

Untuk mewujudkan hal ini, Pusdiklat mengajak Direktorat Jenderal Pendidikan Islam secara bersama-sama merumuskan kurikulum dan silabus yang berkaitan dengan persoalan pendidikan. "Kita undang dari Ditjen Pendidikan Islam untuk merumuskan materi-materi berkaitan dengan pembentukan calon kepala madrasah, calon pengawas, dan peningkatan kompetensi keduanya, dan juga guru," tambahnya.

Pada kesempatan ini Imam meminta agar semua komponen di Pusdiklat terus memacu diri untuk melakukan hal-hal yang kreatif dan inovatif. "Dunia pendidikan adalah salah salah satu dunia yang perkembangannya sangat lambat. Jika dibandingkan dengan dunia lain, seperti teknologi dan industri otomotif misalnya, dunia pendidikan bahkan terkesan tidak bergerak, jalan di tempat. Karenanya tidak ada jalan lain kecuali dengan melakukan terobosan-terobosan yang kreatif dan inovatif," pintanya.

Imam menambahkan, mungkin sekarang kita baru sampai pada tahap merespon kebutuhan masyarakat, tapi setelahnya kita harus lebih pro aktif. "Merespon kebutuhan masyarakat ini sebenarnya baru tahap reaktif, belum sampai pada tahap aktif. Ke depan, kita harus pro aktif menyiapkan materi-materi pelatihan yang dibutuhkan. Dengan basis data, kita harus mampu menganalisa dan memprediksi apa saja materi pelatihan yang dibutuhkan di masyarakat," tambahnya.

Mantan Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam ini mengingatkan, memang untuk melakukan hal-hal yang sifatnya pro aktif, kita harus kerja keras, harus mengolah data dan menganalisanya, juga memprediksi masa depan. Tapi jika itu tidak dilakukan, paling banter kita hanya bisa reaktif, hanya bisa merespon. "Memang untuk sukses kita harus mau repot. Saat yang lain istirahat, kita harus berjibaku menyiapkan konsep, menganalisa, membaca, dan lainnya," ingatnya.

Kegiatan Review Kurikulum diikuti 40 peserta, mengundang perwakilan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, widyaiswara Pusdiklat dan 14 Balai Diklat Keagamaan, kepala madrasah, dan juga pengawas madrasah. Berlangsung di Bogor, 22 hingga 25 Maret 2022. []

Beta/diad

Penulis: Muhtadin
Editor: Dewindah
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI