Pusdiklat Teknis Percepat Pelatihan SDM Kementerian Agama
Makassar (Balitbang Diklat)---Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama diberi mandat sebagai penyelenggara pelatihan SDM Kemenag sebagaimana telah diatur dalam PMA Nomor 19 Tahun 2020.
Berdasarkan data Emis, Simpatika, Siaga, dan Bimas Islam, setidaknya ada 1,8 juta sasaran SDM yang harus dilatih. Sungguh angka yang fantastis. Sedangkan daya tampung pelatihan Pusdiklat Teknis dan 14 BDK terbatas, hanya bisa mengakomodir sekitar 52 ribu setiap tahun sehingga berat untuk mencapai setiap SDM bisa mengikuti pelatihan setiap tahunnya. SDM tersebut terdiri dari pendidik, pengawas, penghulu, penyuluh, pembimas, pembentukan kelompok jabatan, dan masyarakat.
Mengapa Pusdiklat Teknis perlu percepat pelatihan? Alasannya, karena performa lembaga berbanding lurus dengan kualitas SDM, tuntutan pelayanan dari hari ke hari semakin tinggi, Iptek terus berkembang dengan cepat, dan pelatihan di luar banyak menawarkan kebutuhan peningkatan SDM.
Hal tersebut dikemukakan Asep Hadiat, Pengembang Teknologi Pembelajaran Ahli Madya Pusdiklat Teknis, pada penyampaian materi Kebijakan Pola Pelatihan di kegiatan Optimalisasi Kualitas Layanan Simdiklat Pusdiklat Teknis di Makassar, di penghujung Februari 2022. Asep juga memaparkan siklus pelatihan dan pola-pola pelatihan di Pusdiklat Teknis. “Percepatan pelatihan sebagai keharusan dengan MOOC sebagai solusinya,” tutur Asep.
Lebih lanjut, Asep menjelaskan MOOC (Massive Online Open Courses) adalah pola pelatihan yang akan dilaksanakan oleh Pusdiklat Teknis pada 2022. Pemanfaatan e-learning adalah salah satu solusi untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran pada penyelenggaraan pelatihan di Pusdiklat, salah satu polanya dengan MOOC. Keuntungan dari pola MOOC ini bagi peserta pelatihan adalah biaya yang murah bahkan gratis, website dapat diakses dimana dan kapan saja, meningkatkan pengetahuan dan menambah relasi, serta bisa memperoleh sertifikat pelatihan.
“MOOC dapat menjangkau peserta secara massif sehingga bisa mengakomodir banyak peserta dalam satu kali pelatihan,” jelas Asep di akhir paparannya. (Rina/bas)