Pusdiklat Teknis Siapkan Pelatihan dengan Pola MOOC
Ciputat (Balitbang Diklat)--- Pada era disrupsi, pengembangan kompetensi terus berproses mengikuti perkembangan zaman. Program reformasi birokrasi menuntut digitalisasi birokrasi pada setiap lini pekerjaan. Lembaga pelatihan melalui SDM pelatihan diharapkan mampu melakukan digitalisasi pengembangan kompetensi pada penyelenggaraan pelatihan. Saat ini Pusdiklat Teknis sedang melakukan persiapan pelatihan dengan pola MOOC (Massive Open Online Courses), yaitu pelatihan dengan akses terbuka dan dapat diikuti oleh banyak peserta pada saat yang bersamaan. Untuk itu, sebagai langkah awal, Pusdiklat Teknis melakukan information sharing (berbagi informasi) dengan lembaga pelatihan yang sudah menyelenggarakan pelatihan dengan pola tersebut.
Jumat (21/01/2022) diadakan meeting online dengan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK). Kapusdiklat Teknis Dr. Imam Safe’i, M.Pd. dan jajaran pimpinan Pusdiklat mengikuti pertemuan virtual ini. Topik yang dibahas bagaimana BPPK mengembangkan modern e-learning sebagai alat utama dalam pengembangan SDM Kementerian Keuangan, termasuk dengan pendekatan MOOC. Sugeng Satoto dari BPPK menjelaskan, perlu dilakukan persiapan yang menyeluruh meliputi penyiapan regulasi, persiapan pembuatan konten-konten digital, dan manajemen pengelolaan Learning Management System (LMS). Menariknya, seluruh proses ini diupayakan secara internal dengan melibatkan pejabat fungsional seperti Widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), Pranata Komputer, dan SDM pelatihan lainnya.
Tahun 2022 target output Pelatihan Jarak Jauh (PJJ) dengan pola full online di Pusdiklat Tenaga Teknis berjumlah 4110 orang. Direncanakan pemenuhan sebagian target ini akan diupayakan lewat pola pelatihan MOOC. Berbeda dengan pelatihan reguler yang jumlah peserta per angkatan umumnya hanya 30 sampai dengan 40 orang, dengan pendekatan MOOC bisa berlipat jumlahnya. Sinergisitas dari semua unsur SDM pelatihan dibutuhkan untuk segera merealisasikan pengembangan pola-pola pelatihan. Dengan demikian, sasaran pelatihan dapat lebih luas dan akselerasi pencapaian output pelatihan bisa terwujud. (Ervy/bas)