Pusdiklat Tenaga Administrasi Gelar Ekspos Proyek Perubahan Alumni Diklat Kepemimpinan Tk. III
Jakarta (26 Oktober 2017). Diklat telah mengalami perubahan paradigma. Diklatpim Tk. III pola baru berbeda dengan diklatpim pola lama. Dulu kesannya menjemukan, sekarang sangat menantang.
Perubahan paradigma yang lain adalah adanya proyek perubahan. Dulu, Diklatpim Tk. III hanya berhenti pada setumpukan makalah, tetapi pola baru, para peserta diminta untuk merumuskan, merencanakan, dan mengimplementasikan proyek perubahan. Ini in line dengan 5 nilai budaya kerja. Ruhnya adalah integritas; metodologinya adalah profesional dan inovasi. Goal-nya adalah tanggung jawab dan keteladan.
Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin dalam Pembukaan Ekspos Proyek Perubahan Alumni Diklat Kepemimpinan Tk. III SebagaiAgent of Change yang diselenggarakan Pusdiklat Tenaga Administrasi Badan Litbang dan Diklat, bertempat di Hotel The Sultan, Jl. Gatot Subroto Jakarta, Kamis (26/10).
Sebelumya Kepala Badan Litbang dan Diklat, Prof. H. Abdurrahman Mas’ud, Ph.D. melaporkan bahwa kegiatan ini bertujuan sebagai momentum memperkenalkan lebih detail mengenai Proyek Perubahan Diklat Kepemimpinan Tk. III pada Kementerian Agama.
.Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari ini (25-27 Oktober 2017), diikuti 250 orang alumni Diklat Kepemimpinan Tk. III.
Selanjutnya, Menteri Agama menyatakan kegiatan ekspos ini sebagai pertemuan alumni Diklatpim Tk. III diharapkan akan mere-charge para alumni terhadap inovasi dan menghidupkan kembali komitmen untuk selalu melakukan perubahan.
Lebih jauh Menteri Agama mengungkapkan terkait dengan dua proyek perubahan secara substansi sudah bagus, tinggal cara mempresentasikan, mungkin ke depan ada penambahan skills presentasi sehingga presentasi yang dihasilkan akan lebih efektif.
Menteri Agama meminta agar ASN Kementerian Agama tidak hanya sekedar menjalankan amanah dan kemuliaan jabatan sekarang ini dari negara, tetapi juga harus menyadari bahwa semua itu adalah datangnya dari Tuhan melalui tangan-tangan manusia.
Menteri Agama juga menegaskan “dalam hal melayani, yang dilayani dalam hal ini masyarakat sudah berubah, tuntutan masyarakat sudah berubah, kita sebagai pelayan juga harus berubah dengan cara membuat inovasi dan perubahan,” ungkapnya.
Menteri Agama mengungkapkan sesungguhnya Kementerian Agama sudah on the track dalam perubahan. Misalnya saja indeks kepuasan masyarakat terhadap pelaksanaan haji dari tahun ke tahun semakin baik. Ini tidak hanya perbaikan dari sisi transportasi, tetapi juga perubahan pada pemondokan, katering, dan sebagainya.
Perubahan lain, kata Menteri Agama, adalah pelayanan pernikahan pada KUA. Dengan adanya PNBP, Kementerian Agama telah menyumbang tidak kurang 2 triliun rupiah sejak tahun 2014, meskipun masih ada beberapa penghulu yang masih memiliki mindset lama.
Di akhir sambutan, Menteri Agama mengharapkan eselon III dapat tetap menjadi motor penggerak perubahan dan eksekutor perubahan pada Kementerian Agama. (bas/wan)