Puslitbang Penda Seminarkan Hasil Riset tentang Pendidikan Moderasi di Majelis Taklim

11 Des 2018
Puslitbang Penda Seminarkan Hasil Riset tentang Pendidikan Moderasi di Majelis Taklim

Bogor (11 Desember 2018). Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Balitbang Diklat Kemenag mengggelar seminar hasil riset tentang pendidikan moderasi di Majelis Taklim. Kegiatan bertajuk Pendidikan Moderasi di Majelis Taklim ini dihelat di Hotel Salak Tower Bogor, Selasa (11/12) sore.

Dalam pidato pembukaan, Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Balitbang Diklat Kemenag Prof Dr Amsal Bakhtiar mengatakan, penelitian tentang pendidikan moderasi di Majlis Taklim bertujuan memotret sejauhmana pandangan para ustaz atau jamaah mereka tentang moderasi beragama.

“Penelitian yang hendak mengetahui proses pendidikan yang menjunjung tinggi nilai moderasi ini melibatkan sampel sebanyak 150 ustaz dan 1500 jamaah. Tujuan khususnya hendak mengetahui sejauhmana penghayatan atau sikap dan pengamalan nilai-nilaitawassuth, tasamuh, dan wathaniyyah di majelis taklim,” paparnya.

Menurut Amsal, majelis taklim merupakan fenomena baru. Pada saat dirinya masih duduk di bangku kuliah S1 pada 1980-an, ia merasa belum begitu mengenal istilah majelis taklim. Oleh karena itu, kapan “booming”-nya perlu diungkap dalam laporan penelitian. “Saya pikir baru “booming” setelah 1980-an. Itu istilah baru. Dulu ada istilah yang merujuk kepada majelis taklim namanya pengajian,” ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Amsal, genealogi majelis taklim perlu dimunculkan. Sebab, dibandingkan di Timur Tengah, Arab Saudi misalnya, maka yang kita lihat Islamnya lurus-lurus saja. “Majelis Taklim itu produk “genuine” khas Indonesia. Hampir 49 ribu jumlahnya. Itu yang mendaftar. Yang tidak mendaftar bisa jadi lebih banyak. Ini potensi yang sangat besar sekali,” tandas Amsal.

Kepala Bidang Litbang Keagamaan Puslitbang Penda Muhammad Murtadlo dalam pembukaan melaporkan, seminar ini mengundang para penyuluh agama Islam dari berbagai Kantor Kemenag Kabupaten/Kota serta para aktivis Majelis Taklim se-Jabodetabek. “Sebelumnya, penelitian ini digelar di 13 provinsi dan 15 kabupaten/kota seluruh Indonesia,” tambahnya.

Seminar yang dijadwalkan dua hari, Selasa-Rabu (11-12/12) tersebut menghadirkan dua narasumber, yakni Direktur Penerangan Agama Islam Ditjen Bimas Islam Kemenag, Dr HA Juraidi, dan Ketua Pergerakan Majelis Taklim (Permata) Indonesia sekaligus Pembina Forum Komunikasi Majelis Taklim (FKMT) DKI Jakarta, Dr Hj Khadijah Munir. (Ova/bas/ar)

 

 
Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI