Sambut Transformasi Lembaga, Kaban Ajukan Catur Program

13 Des 2022
Sambut Transformasi Lembaga, Kaban Ajukan Catur Program
Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Prof. Suyitno memberikan arahan pada Diskusi Ahli (Expert Group Discussion) bertema Transformasi Badan Litbang dan Diklat Menuju Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Senin (12/12

Jakarta (Balitbang Diklat)---Kepala Badan (Kaban) Litbang Diklat Kemenag RI, Prof. Amien Suyitno mengatakan bahwa untuk menyambut transformasi Badan Litbang dan Diklat menjadi Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) setidaknya empat bidang yang ia sebut sebagai Catur Program.

Hal tersebut dikatakan Kaban saat memberi sambutan sekaligus membuka resmi Diskusi Ahli (Expert Group Discussion) bertema Transformasi Badan Litbang dan Diklat Menuju Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia di Hotel Sari Pasific Jakarta, Senin (12/12/2022) malam.

Kaban memaparkan Catur Program untuk nomenklatur badan baru. “Jika sudah bertransformasi, kira-kira ada empat bidang yang akan digarap. Ini merupakan catatan kecil yang boleh dikritisi,” kata Kaban mengawali sambutan.

Pertama, transformasi digital, kelembagaan, dan sarana-prasarana. Kedua adalah pemetaan dan penataan SDM. Hal ini penting karena berkaitan dengan pembinaan sumber daya manusia. Ke depan ASN Kemenag akan dipetakan berdasarkan manajemen talenta, sehingga akan menjadi bank SDM.

Ketiga, yakni penguatan baseline kebijakan bidang agama dan layanan keagamaan. Program keempat, yaitu meningkatkan Jaminan Mutu dan Zona Integritas (Jamu Zotas).

“Nah, dalam empat program utama ini yang menjadi core business-nya nanti adalah memastikan transformasi kelembagaan. Itu ditandai salah satunya adalah Puslitbang 1 yang berubah menjadi Pusat Moderasi Beragama,” tuturnya.

“Ini kalau kita lihat di draft RPMA tentang SOTK itu memang berpotensi menjadi Pusat Moderasi Beragama. Tetapi apakah itu nanti kita diskusikan lebih lanjut. Tetapi, apapun itu tusi kita telah berubah terutama di bidang penelitian dan pengembangan,” tandas Kaban.

 

Jika sudah bertransformasi ke sana, lanjut Kaban, maka PR tentang Moderasi Beragama menjadi sangat luar biasa. Hari-hari ini jika kita membaca di media sosial isinya sangat seru. Bentuknya macam-macam. Ia berharapa semua berakhir dengan baik.

 

Sistem Deteksi Dini

Menurut Kaban, dalam konteks transformasi kelembagaan lewat Balitbang, Kemenag sedang merancang program bernama early warning system (sistem deteksi dini). Terkait transformasi kelembagaan yang dicanangkan, terutama dalam konteks pencegahan ektremisme dan intoleransi, pihaknya membayangkan akan mempunyai ‘BMKG’ ala Kemenag.

“Kalau BMKG ala Kemenhub kan membaca situasi hari ini Jakarta awan cerah, awan mendung, berpotensi hujan deras terjadi di Bogor. Tetapi dalam konteks kerawanan sosial keagamaan kita sering kecolongan. Nah, kita sebagai penjaga pengarusutamaan Moderasi Beragama, terutama Puslitbang 1, seolah selalu ketinggalan. Transformasi kelembagaan ke depan kita meniscayakan adanya BMKG untuk mendeteksi itu,” terangnya.

Sejatinya, mudah sekali untuk mendeteksi intoleransi. Sebab, gejalanya ada di mana-mana. Jangan sampai di antara kita yang tidak mengenal lingkungan sekitar. Oleh karena itu, ia meminta Pusat 1 agar mengawal hal ini supaya badan ini benar-benar fungsional menciptakan keamanan, kenyamanan, khususnya dari perspektif intoleransi.

Di dalam catur program ini kita ingin ada namanya Jamu Zotas (Jaminan Mutu Berbasis Zona Integritas). Mengapa penting jaminan mutu, kita baru saja melaksanakan PKN II yang pesertanya adalah para kakanwil, penyuluh, dan para kapus dan direktur.

“Ini pertama kali kita diberi kepercayaan oleh LAN karena dipandang punya standar mutu. Makanya jamu menjadi penting. Setahun ke depan insyallah begitu kita mendapat rekognisi LAN kita akan melaksanakan PKN II secara mandiri dengan jamu kita sendiri,” kata pria asal Tulungagung, Jawa Timur ini.

Apapun pesertanya bukan dari kemenag lagi. Namun dari Lembaga lain seperti KPK, kejaksaan, BNPT, dan pemkab/pemkot. Artinya, Kemenag sedang hadir untuk semua (Kemenag for all).

Usai membuka resmi kegiatan Kaban memberikan buku 47 Tahun Puslitbang 1 kepada para mantan pejabat yang hadir secara luring. Yaitu, HA Chunaini Saleh (Kepala Pusat 1 periode 2002-2003), H Muhaimin Abdul Ghofur MA (2003-2004), Prof HM Ridwan Lubis (2005-2007), H Dedi Jubaedi (2013-2014), H Muharam Marzuki (2014-2020), dan Prof HM Adlin Sila (2020-2022).

Hadir juga secara langsung Kaban Litbang Diklat Prof Abdul Jamil (2010-2012) yang juga mantan Dirjen Bimas Islam dan Dirjen Pelayanan Haji dan Umroh (PHU) itu. Sementara Prof HM Atho’ Mudzhar (2002-2010) dan Prof H Abdurrahman Mas’ud (2014-2020) hadir secara daring.[]

Ova/diad

Penulis: Mustofa Asrori
Editor: Dewindah
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI