Si-Jawarba, Hadirkan Manuskrip dalam Genggaman
Makassar (Balitbang Diklat)---Dalam upaya menjaga dan melestarikan kekayaan intelektual bangsa, Kementerian Agama melalui Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) memperkenalkan inovasi terbarunya, Sistem Informasi Jaga Warisan Bangsa (Si-Jawarba).
Menurut Kepala Puslitbang LKKMO Moh. Isom, aplikasi ini dirancang untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses manuskrip keagamaan kuno yang menjadi bagian penting dari sejarah dan peradaban Nusantara. “Pelestarian manuskrip keagamaan harus menjadi tanggung jawab bersama mengingat Indonesia tengah menghadapi situasi darurat manuskrip, di mana banyak dokumen bersejarah yang terancam punah,” ujarnya saat sosialisasi Si-Jawarba di Makassar, Kamis (19/9/2024).
Isom juga menegaskan pentingnya upaya kolaboratif dalam menjaga naskah-naskah kuno yang selama ini tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Menurutnya, Si-Jawarba hadir sebagai solusi untuk menyatukan dan mendigitalisasi manuskrip keagamaan yang tersebar di berbagai wilayah, sehingga lebih mudah diakses dan dipelajari oleh masyarakat luas, termasuk peneliti dan akademisi.
Sejauh ini, Puslitbang LKKMO telah berhasil mengumpulkan sekitar 3.000 manuskrip keagamaan dari berbagai Balai Litbang Agama di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 542 manuskrip telah diunggah ke dalam aplikasi Si-Jawarba, dan 338 di antaranya telah dipublikasikan dan dapat diakses secara terbuka.
Inovasi digital ini memungkinkan pengguna untuk mengakses naskah kuno keagamaan secara daring, mempelajarinya, serta mendapatkan informasi mendalam mengenai isi dan sejarah dari manuskrip tersebut. Hal ini, menurut Isom, merupakan langkah penting dalam menjaga keilmuan, kebudayaan, dan peradaban bangsa agar tetap terjaga dan tidak hilang di tengah perkembangan zaman.
“Kami ingin mengubah paradigma masyarakat dalam melihat pelestarian budaya. Tidak hanya soal menjaga fisik manuskrip, tetapi juga melestarikan ilmunya. Melalui kolaborasi antar berbagai pihak, kami berharap Si-Jawarba dapat menjadi sumber pengetahuan yang terus berkembang,” lanjutnya.
Si-Jawarba diharapkan menjadi wadah yang mempertemukan berbagai manuskrip yang selama ini sulit diakses oleh publik, dan memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk mempelajari kekayaan khazanah keagamaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Dengan kemudahan akses ini, Kementerian Agama berharap dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut serta dalam pelestarian warisan budaya yang bernilai tinggi.
Inisiatif ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam membangun infrastruktur digital yang mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sembari tetap menjaga nilai-nilai budaya yang menjadi identitas bangsa. Si-Jawarba diharapkan menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini, memastikan bahwa peradaban Nusantara tetap hidup dan relevan di masa depan.
“Dengan demikian, aplikasi Si-Jawarba menjadi salah satu tonggak penting dalam upaya Kementerian Agama melestarikan dan memajukan warisan budaya bangsa melalui digitalisasi manuskrip keagamaan, menjadikannya lebih mudah diakses, dipelajari, dan dihargai oleh masyarakat luas,” pungkasnya. (Barjah)