Simpul-Simpul Moderasi Perlu Dikawal! Ini Penjelasannya

20 Nov 2024
Simpul-Simpul Moderasi Perlu Dikawal! Ini Penjelasannya
Kaban Suyitno dalam Seminar Penguatan Moderasi Beragama bagi Civitas Akademika di Perguruan Tinggi melalui zoom meeting yang diselenggarakan Balai Litbang Agama (BLA) Semarang di Gedung Research Center, Lantai 11, Kampus ITS Surabaya, Rabu (20/11/2024.

Surabaya (BMBPSDM)--- Kepala Badan (Kaban) Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kemenag RI Suyitno mengatakan pentingnya penguatan Moderasi Beragama (MB), tidak hanya di lingkungan Kementerian Agama, tetapi juga di seluruh kementerian dan lembaga sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2023. 

 

Kaban Suyitno mengatakan hal tersebut dalam Seminar Penguatan Moderasi Beragama bagi Civitas Akademika di Perguruan Tinggi melalui zoom meeting yang diselenggarakan Balai Litbang Agama (BLA) Semarang di Gedung Research Center, Lantai 11, Kampus ITS Surabaya, Rabu (20/11/2024.

 

Lebih lanjut, Suyitno mengatakan dalam Perpres tersebut, salah satu ekosistem MB adalah seluruh perguruan tinggi yang telah menjalin MoU dengan kami. “Kita perlu mengawal bersama simpul-simpul moderasi ini untuk menjaga keberagaman dan toleransi," ujarnya. 

 

Menurut Suyitno, toleransi adalah elemen penting dalam pembangunan dan modal sosial. “Apa pun infrastruktur atau pengembangan SDM yang kita bangun, tidak akan berhasil tanpa kerukunan masyarakat. Moderasi Beragama adalah instrumen utama menjaga hal ini,” jelasnya. 

 

Suyitno mengutarakan perguruan tinggi harus berperan aktif dalam menyemai nilai-nilai moderasi. Data BPS menunjukkan 2-5 juta generasi muda tidak kuliah dan tidak bekerja. Kelompok ini rentan terhadap penyebaran intoleransi. 

 

“Perguruan tinggi harus membuka diri seluas-luasnya, menciptakan inovasi, dan menyentuh generasi muda melalui media sosial. Tingginya penggunaan media sosial seperti TikTok menjadi peluang dan tantangan. Aktivis keagamaan harus menguasai platform ini untuk menyemai moderasi,” sambungnya. 

 

Pada kesempatan ini, Suyitno mengingatkan pentingnya konten keagamaan yang relevan dan menarik bagi generasi muda. "Era sekarang, manusia ‘mu’allaqun bi medsos’ (tergantung pada media sosial). Jangan biarkan media ini hanya diisi hiburan kosong tanpa konten keagamaan yang mendidik,” ungkapnya. 

 

Suyitno mengapresiasi ITS sebagai kampus heterogen yang serius mendukung program MB. "Arahan Rektor ITS sangat jelas. Kampus ini menunjukkan kesungguhan melalui dukungan dari guru besar seperti Prof. Imam Robandi. Ini menjadi bukti nyata bahwa ITS berkomitmen merespons agenda Moderasi Beragama," jelas Suyitno 

 

Untuk mendukung keberlanjutan Moderasi Beragama, Kaban Suyitno mendorong inovasi, termasuk melalui pengembangan Massive Open Online Courses (MOOC), serta insersi nilai-nilai MB ke dalam seni lukis, musik, dan film. 

 

“Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak muda lebih tertarik dengan media seperti film, musik, dan olahraga. Maka, kita harus mengemas MB dengan pendekatan kreatif agar dapat dinikmati semua kalangan,” katanya.

 

Sebelumnya, Kepala BLA Semarang Moch. Muhaemin mengungkapkan bahwa kegiatan ini dapat terselenggara berkat kolaborasi antara Balai Litbang Agama Semarang dan ITS Surabaya.

 

“Moderasi beragama perlu dikenalkan kepada seluruh civitas akademika di perguruan tinggi,” ujarnya.

 

Muhaemin mengatakan tujuan kegiatan ini ialah untuk menyosialisasikan penguatan moderasi beragama kepada civitas akademika di perguruan tinggi di Surabaya. Acara ini melibatkan 1.100 peserta dari berbagai latar belakang, termasuk dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa di lingkungan ITS Surabaya serta kampus-kampus sekitarnya.

 

“Sebanyak 200 peserta hadir secara langsung, sementara 900 lainnya mengikuti secara daring,” ungkap Muhaemin. (Fathurrozi)

 

Penulis: M. Fathurrozi
Sumber: BLA Semarang
Editor: Abas dan Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI