TELEVISI MASUK DESA DAN DAMPAKNYA BAGI PEMBANGUNAN AGAMA; Studi Kasus pada Masyarakat Industri Kecil di Desa Pencangaan Kulon Jepara Jawa Tengah

25 Jun 2007
TELEVISI MASUK DESA DAN DAMPAKNYA BAGI PEMBANGUNAN AGAMA; Studi Kasus pada Masyarakat Industri Kecil di Desa Pencangaan Kulon Jepara Jawa Tengah

TELEVISI MASUK DESA DAN DAMPAKNYA BAGI PEMBANGUNAN AGAMA; 
Studi Kasus pada Masyarakat Industri Kecil 
di Desa Pencangaan Kulon Jepara Jawa Tengah

Oleh: Huda Ali 

Badan Penelitian Agama dan Kemasyarakatan 
1994/1995


Benturan nilai yang terjadi dalam kehidupan masyarakat desa tersebut di atas di duga dikarenakan masyarakat desa telah memberikan respon terhadap berbagai tayangan yang disajikan oleh berbagai stasiun pemancar televisi. Di samping itu kemungkinan telah terjadi berbagai bentuk deprivasi sosial maupun personal dalam kehidupan masyarakat desa terhadap apa yang dimiliki.

Salah satu produk TV adalah yang mengandung muatan “agama”, baik dalam bentuknya mimbar agama, ceramah agama, maupun yang dikemas dalam bentuk drama maupun sinetron. Sebagai salah satu bagian dari tayangan TV sudah tentu ditonton oleh masyarakat desa berarti pula telah memperoleh respon tersendiri dari masyarakat desa pemirsa TV, namun demikian, tentang respon masyarakat desa terhadap tayangan TV yang bermuatan agama belum banyak diketahui.

Data yang diperoleh dari hasil kajian ini menunjukan bahwa fungsi TV untuk pemenuhan kebutuhan pengetahuan agama maupun peningkatan iman lebih rendah dari pada pemenuhan kebutuhan melalui pengajian/taklim di kampung, karena tingginya rasa agamis dan pandangan targif dimana, setiap langkah perjalanan para jamaah taklim akan dihitung nilai pahalanya.

Dengan adanya berbagai kegiatan dan kesibukan telah men­dorong kecenderungan para pemirsa untuk menonton TV pada malam hari dan terdapat perbedaan kecenderungan menonton TV antara pemirsa laki-laki dan perempuan. Untuk pemirsa laki-laki cenderung menonton pada jam 21.00 keatas, sedang pemirsa perempuan cenderung antara jam 18.00 sampai 21.00.

Dengan adanya fungsi TV sebagai sarana pendidikan dan sarana hiburan telah mendorong kcenderungan para pemirsa setuju dengan dakwah agama yang berbentuk sinetron, sandi­wara, dan kuis. Karena, disamping pemenuhan kebutuhan hiburan pemirsa juga, mendapat tambahan pengetahuan agama.
Adanya tingkat pilihan tayangan berita yang diikuti pemirsa dengan pilihan utama, adalah Dunia Dalam Berita, yang kedua Seputar Indonesia RCTI, yang ketiga Berita Malam dan Bule­tin malam. hanya dalam mengikuti tayangan berita TV cenderung pemirsa laki-laki frekwensi mengikuti berita lebih tinggi, daripada perempuan dan pemuka msyarakat dan agama lebih tinggi dari pada warga biasa, begitu juga dalam keluarga ayah/suami lebih tinggi frekwensi mengikuti berita dari pada anak.

Adanya kecenderungan dampak tayangan hiburan anak-anak cukup tinggi dan menggangu kegiatan belajar/mengaji anak-anak, hanya dengan penerapan disiplin yang tinggi dari keluarga anak-anak dan gurunya yang dapat mengurangi dampak tersebut.***

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI