Terancam Punah! Kemenag Hadirkan Manuskrip Keagamaan dalam Bentuk Digital

24 Sep 2024
Terancam Punah! Kemenag Hadirkan Manuskrip Keagamaan dalam Bentuk Digital
Kepala Puslitbang LKKMO Moh. Isom pada kegiatan Sosialisasi Aplikasi SI-JAWARBA di Surakarta, Selasa (24/9/2024).

Surakarta (Balitbang Diklat)---Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Balitbang Diklat Kementerian Agama Moh. Isom mengungkapkan keprihatinannya terhadap kelestarian dan keberadaan manuskrip-manuskrip keagamaan yang pernah diteliti, seperti tradisi lisan, arsitektur Islam, dan masjid.

 

Dalam upaya menjaga warisan bangsa, Isom menggagas kebijakan kolaboratif untuk mendigitalisasi manuskrip keagamaan dari semua agama melalui Sistem Informasi Jaga Warisan Bangsa (SI-JAWARBA). Sistem ini mengintegrasikan berbagai naskah berharga yang selama ini tersebar di beberapa lembaga penelitian.

 

“Manuskrip-manuskrip yang telah dikumpulkan dari beberapa Balai Litbang Agama, kini telah mencapai total sekitar 5.500 manuskrip,” ujar Isom pada Sosialisasi Aplikasi SI-JAWARBA di Surakarta, Selasa (24/9/2024). 

 

Menurut Isom, semua manuskrip ini diunggah ke sistem SI-JAWARBA yang dirancang untuk mempermudah akses dan integrasi naskah-naskah kuno keagamaan, termasuk karya-karya ulama Nusantara dan hasil penelitian keagamaan lainnya.

 

Salah satu tujuan utama SI-JAWARBA adalah memberikan akses terbuka terhadap manuskrip keagamaan Nusantara, sehingga masyarakat, akademisi, dan peneliti dapat memanfaatkannya untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

 

“Proses digitalisasi ini meliputi konservasi dan pemanfaatan naskah-naskah keagamaan, yang dianggap sangat penting untuk menjaga warisan budaya bangsa agar tidak hilang atau rusak,” tutur Isom.

 

Isom menjelaskan, dalam upaya memperluas jangkauan digitalisasi, Kemenag telah bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Isom menyoroti pentingnya kolaborasi ini, terutama karena keterbatasan peralatan yang dimiliki Kemenag.

 

Dekan Fakultas Adab dan Bahasa UIN Raden Mas Said Surakarta Prof. Imam Ma’ruf memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif ini. Menurutnya, manuskrip keagamaan memiliki nilai-nilai luar biasa yang meskipun berasal dari masa lalu, masih relevan dengan kondisi zaman sekarang. Oleh karena itu, digitalisasi adalah langkah penting untuk melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai tersebut dalam konteks kekinian.

 

"Digitalisasi tidak hanya melestarikan, tetapi juga memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi lebih dalam nilai-nilai yang terkandung dalam manuskrip dan mengembangkannya sesuai kebutuhan zaman," ujar Imam Ma’ruf. 

 

Kegiatan ini dihadiri peserta dari berbagai kalangan, termasuk UIN Raden Mas Said Surakarta, UNS Surakarta, pegiat manuskrip, Pura Mangkunegara, Takmir Masjid Agung Surakarta, Univet Bantara Sukoharjo, dan mahasiswa Sejarah Peradaban Islam UIN Raden Mas Said Surakarta. (Barjah)

   

 

Penulis: Barjah
Sumber: Barjah
Editor: Abas dan Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI