Tingkatkan Kompetensi Guru Agama Buddha, Ditjen Bimas Buddha Gelar Diklat Nasional di Ciputat

Ciputat (BMBPSDM)---Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama Republik Indonesia sukses menyelenggarakan Diklat Peningkatan Kompetensi Tenaga Pendidik Dhammasekha Tingkat Dasar Angkatan I. Kegiatan ini berlangsung selama enam hari dari 19 hingga 24 Mei 2025, bertempat di Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, Ciputat, Tangerang Selatan.
Diklat ini menjadi bagian dari upaya strategis pemerintah untuk memperkuat profesionalisme tenaga pendidik agama Buddha di Indonesia. Dengan mengusung tema “Peningkatan Kompetensi,” kegiatan ini diharapkan mampu menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan agama Buddha.
Sebanyak 50 peserta terlibat dalam pelatihan ini, terdiri dari 46 guru Nava Dhammasekha, 3 guru Mula Dhammasekha, dan 1 guru Uttama Dhammasekha. Mereka mengikuti rangkaian pelatihan yang dirancang untuk membekali guru dengan keterampilan, pengetahuan, dan sikap profesional dalam menjalankan tugasnya di lembaga pendidikan.
Kegiatan ini menghadirkan 24 narasumber dari berbagai kalangan profesional, termasuk 20 widyaiswara Kementerian Agama dan 4 pejabat eselon, seperti Dirjen Bimas Buddha, Direktur Pendidikan, Kepala Biro SDM, dan Kepala Pusat Pengembangan Kompetensi.
Dalam sambutan pembukaan, Ketua Panitia Dr. Budi Sulistiyo menyampaikan pentingnya peran guru sebagai ujung tombak dalam meningkatkan kualitas pendidikan. “Guru yang kompeten tidak hanya menguasai strategi pembelajaran, tetapi juga harus memiliki keterampilan tambahan seperti teknologi informasi dan pemahaman kebijakan pendidikan yang relevan,” ungkapnya di Ciputat, Selasa (20/5/2025).
Materi yang disampaikan dalam diklat meliputi berbagai aspek penting, antara lain: kebijakan Dirjen Bimas Buddha bagi guru Dhammasekha, inpassing bagi guru non-PNS, implementasi peningkatan mutu guru, metodologi pembelajaran, pendekatan MiKIR (Menerapkan Interaksi, Komunikasi, dan Refleksi), asesmen pembelajaran, penyusunan RPP, hingga praktik microteaching.
Dengan pendekatan komprehensif dan interaktif, kegiatan ini mendapat apresiasi tinggi dari para peserta. Mereka mengaku mendapatkan banyak wawasan baru serta merasa lebih siap menghadapi dinamika di lapangan.
Dengan kegiatan ini diharapkan para guru Dhammasekha mampu menjadi agen perubahan dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki nilai-nilai spiritual dan moral yang kuat.
Pada kesempatan ini, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, yang juga memberikan arahan agar pembinaan dan pelatihan guru seperti ini terus dikembangkan dan disinergikan dengan kebutuhan pendidikan yang berkembang dinamis di tengah masyarakat.