Tipologi Varian Jemaah Haji 2024, Mirip 2019
Jakarta (Balitbang Diklat)---Pelaksanaan haji tahun 2024 kembali mencerminkan dinamika yang mirip dengan kondisi sebelum pandemi, khususnya tahun 2019. Hal tersebut terlihat dari distribusi usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan jemaah haji Indonesia.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia kembali menerima kuota haji terbesar dengan total 241.000 jemaah, jumlah ini mengembalikan nuansa tipologi jemaah haji seperti sebelum adanya pembatasan pandemi.
Direktur Sistem Informasi Statistik BPS Joko Parmiyanto mengungkapkan bahwa distribusi jemaah haji tahun ini sangat mirip dengan kondisi tahun 2019 sebelum pandemi. “Jika kita melihat dari sisi tipologi jemaah, baik dari segi usia, jenis kelamin, maupun tingkat pendidikan, profil tahun ini sangat serupa dengan situasi pada 2019," ujarnya dalam acara Dialog Publik dan Rilis Survei Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (SKJHI) di Jakarta, Jumat (20/9/2024).
Joko menjelaskan bahwa sebelum pandemi, jumlah jemaah haji global pada tahun 2019 mencapai 2.489.406 orang. Namun, dengan adanya pembatasan akibat pandemi, jumlah tersebut turun drastis. Pada tahun 2020, pemerintah Arab Saudi hanya mengizinkan penduduk lokal dan ekspatriat untuk melaksanakan haji, dengan jumlah jemaah kurang dari 1.000 orang.
Survei SKJHI 2024 juga mengungkapkan bahwa jemaah haji Indonesia tahun ini didominasi oleh perempuan dengan persentase mencapai 55,61 persen, serupa dengan tren pada tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, 37,07 persen jemaah berusia di atas 60 tahun, menunjukkan dominasi kelompok usia lanjut di kalangan jemaah.
Distribusi usia jemaah pada tahun 2024 adalah sebagai berikut:
• <21 tahun: 0,23%
• 21-30 tahun: 2,51%
• 31-40 tahun: 6,02%
• 41-50 tahun: 20,68%
• 51-60 tahun: 33,49%
• 60 tahun: 37,07%
Komposisi usia ini juga menyerupai data tahun 2019 sebelum pandemi, sebagian besar jemaah haji berasal dari kelompok usia dewasa dan lanjut usia.
Tingkat pendidikan, jemaah haji Indonesia tahun ini juga menunjukkan variasi yang mirip dengan tahun 2019. Sebagian besar jemaah memiliki pendidikan dasar, dengan rincian sebagai berikut:
• Tidak sekolah: 0,67%
• SD: 28,45%
• SMP: 11,24%
• SMA: 25,48%
• D-I/D-II/D-III: 5,43%
• S1/D-IV: 24,65%
• S2/S3: 4,08%
"Profil pendidikan jemaah ini hampir identik dengan situasi pada tahun 2019, di mana mayoritas jemaah memiliki latar belakang pendidikan menengah dan dasar, dengan proporsi yang cukup signifikan dari lulusan perguruan tinggi," pungkasnya.
(Barjah)