Toleransi Menjadi Isu Dunia, Kemenag Usung Moderasi Beragama
Yogyakarta (Balitbang Diklat)--- Wakil Menteri Agama (Wamenag) H. Saiful Rahmat Dasuki mengatakan kegiatan yang mengusung tema “Religious Heritage on Tolerance, Non Violence and Accomodated Traditions” ini merupakan tema yang besar dan menarik. Sebuah tema yang dapat memberi hasil yang bermanfaat untuk kehidupan beragama, baik di negara kita tercinta ini maupun di dunia internasional.
“Hal ini mengingat, masalah toleransi dalam beragama terutama yang dikaitkan dengan tradisi kini sudah menjadi isu dunia,” ujarnya saat menyampaikan keynote speech mewakili Menteri Agama pada kegiatan International Symposium on Religious Literature and Heritage (Islage) ke-4 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Rabu (2/8/2023).
Menurut Wamenag, masalah toleransi beragama merupakan hal yang menjadi persoalan di banyak negara. Selain itu, juga menjadi rujukan para ilmuan kajian Islam di berbagai negara. “Dengan itu mendorong Kementerian Agama mengusung moderasi beragama, baik dalam lingkup negeri Indonesia maupun internasional,” ungkapnya.
“Saya berharap simposium yang menurut data yang sampai ke saya diikuti sekitar 100 pemakalah dari berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Rusia, Jerman, India, Kazakhtan, Ethiopia, dan tentu saja pemakalah dari Indonesia ini, dapat mewujudkan komitmen Kementerian Agama Republik Indonesia dalam memberikan penguatan kapasitas kepada para peneliti dan pemakalah, terutama para peneliti dari Indonesia,” pungkasnya.
Kegiatan International Symposium on Religious Literature and Heritage (Islage) ke-4 ini merupakan kerja sama Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa), dan Research Center for Islamic History, Art and Culture (IRCICA) yang berkedudukan di Turki . (M. Daffa/bas/sri)