3 Pola PNS Ideal Menurut Kaban: Disiplin, Berintegritas, Cinta Tanah Air

13 Nov 2022
3 Pola PNS Ideal Menurut Kaban: Disiplin, Berintegritas, Cinta Tanah Air
Kaban Suyitno berbicara di hadapan para CPNS Gol III di BDK Surabaya

Jakarta (Balitbang Diklat)---Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI Prof Amien Suyitno mengatakan, setidaknya ada tiga pola Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ideal. Pertama, disiplin. Kedua, berintegritas. Ketiga, cinta Tanah Air.

Hal ini dikatakannya saat didaulat menjadi narasumber pada Pelatihan Dasar CPNS Golongan III kerja sama antara Pusdiklat Menpim Mahkamah Agung RI dengan Kementerian Agama RI. Kegiatan tersebut digelar di Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya, Jawa Timur, Jumat (11/11/2022).

Kaban Suyitno mengatakan, terkait aturan PNS harus disiplin itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Diakuinya, hingga saat ini masih banyak pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh PNS dan masih menjadi polemik dalam suatu organisasi pemerintahan.

Masalah pelanggaran disiplin, lanjut Kaban, kerap menjadi pembahasan hampir di setiap organisasi, termasuk terjadi di kementerian kita. Oleh karena itu, ia mengajak para CPNS untuk selalu disiplin dalam tugas. Kedisiplinan merupakan salah satu landasan penting dalam melakukan setiap pekerjaan, terutama sebagai pelayan publik.

“Kedua, PNS idealnya berintegritas dan mampu berkinerja tinggi. Nah, integritas ini tak ada sekolahnya. Godaan integritas yang paling berat adalah hakim. Jika dosen godaannya adalah nilai,” ujar mantan Direktur PTKI Ditjen Pendidikan Islam Kemenag ini.

Kaban menambahkan bahwa integritas merupakan salah satu atribut kunci yang harus dimiliki seorang ASN. Integritas adalah suatu konsep berkaitan dengan konsistensi dalam tindakan-tindakan, nilai-nilai, metode-metode, ukuran-ukuran, prinsip-prinsip, ekspektasi-ekspektasi, dan berbagai hal yang dihasilkan.

"Orang berintegritas berarti memiliki pribadi yang jujur dan memiliki karakter kuat,” ungkap Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang ini.

Kaban Suyitno mengatakan memang tidak mudah untuk menjadi PNS atau ASN. Sebab, untuk menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) harus melewati beberapa tahapan yang harus dilalui. Antara lain terdaftar menjadi CPNS atau Calon Pegawai Negeri Sipil.

“Oleh karena itu, Anda harus bersyukur menjadi PNS. Dibandingkan dengan PPPK, PNS mendapatkan kesejahteraan lebih, karena dapat pensiun,” ungkap pria kelahiran Tulungagung, Jawa Timur, 16 Juli 1969 ini.

Ketiga, ASN harus cinta Tanah Air. Karena kita adalah abdi negara, lanjut Kaban, kita harus mencintai negara ini melebihi kita sendiri. Mencintai bangsa ini melebihi kita sendiri.

“It is not about winner, but it is about choice. Menjadi bangsa bukanlah sebuah pilihan. Anda dari suku Jawa, Ambon, Sunda. Kita jadi orang Sunda, misalnya, bukanlah pilihan, tetapi ini sebuah keniscayaan. Meskipun begitu, bangsa ini lahir bukan tiba-tiba menjadi bangsa yang merdeka. Surabaya ini penuh dengan jejak-jejak sejarah,” terangnya.

Kaban mengatakan para CPNS untuk berpikir bagaimana orang zaman dahulu dalam mempertahankan Merah Putih. Para founding father (pendiri bangsa) kita telah berkorban darah dan air mata, jiwa dan raga.

“Pertanyaannya, kita pernah berkorban apa? Anda pernah berkorban apa pada bangsa kalian? Malah minta gaji. Artinya kita belum berbuat apa-apa kepada negara. Kalau kita belum berbuat apa-apa, janganlah kita merusak dan mencela. Berdosa hukumnya seorang PNS membuat status buruk tentang bangsa ini,” tegas Kaban.

Mantan Direktur GTK Ditjen Pendis Kemenag ini mengingatkan bahwa atasan dan kolega PNS yang akan mencatat masing-masing pegawai. Yang menilai bukan hanya atasan. Akan tetapi, teman satu ruangan, bahkan satu kantor.

“Apalagi sekarang profil kita bisa terlihat dari jejak digital. Kalau Anda aktif di medsos, maka jejak digital kita sulit dihapus. Oleh karena itu, mari kita berintegritas. Mari kita menunjukkan sikap loyal karena kita menjadi abdi bangsa ini. Teruslah berinovasi dan berkarya untuk bangsa,” pungkas Kaban. (Ova/bas)

   

 

Penulis: Mustofa Asrori
Editor: Abas
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI