Ada yang Perlu Diperbaiki! Inilah Hasil Penelaahan Buku Teks Utama PAI 2024
Jakarta (Balitbang Diklat)---Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (Puslitbang LKKMO) Moh. Isom menyampaikan hasil penelaahan buku teks utama siswa dan guru untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti dalam acara Sidang Penyelia Tim Penilai Buku Teks Utama PAI di Jakarta, Selasa (19/11/2024). Penelaahan ini dilakukan secara komprehensif terhadap 40 buku mulai dari jenjang Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi.
Isom mengungkapkan bahwa secara keseluruhan orisinalitas buku sudah terjamin, didasari dengan hasil Turnitin yang termasuk prosedur awal dalam program Penilaian Buku Pendidikan Agama.
“Kami telah memverifikasi setiap aspek mulai dari grafika hingga isi materi, dan terkait orisinalitas, buku PAI dan Budi Pekerti ini sudah sangat memenuhi kriteria karena berdasarkan hasil Turnitin yang kami lakukan, terdata bahwa rata-rata nilai persen turnitin buku PAI dan Budi Pekerti ini di bawah 6%” ujarnya. Buku-buku yang ditelaah mencakup buku teks siswa reguler, buku panduan guru, serta buku khusus untuk pendidikan inklusi dan perguruan tinggi.
Lebih lanjut, Isom menyampaikan terkait hasil penelaahan setiap buku siswa dan buku guru. Dimulai dari buku jenjang TK dilaporkan ada perbaikan yang hampir menyeluruh. Namun, aspek grafika pada beberapa judul, seperti buku panduan implementasi PAI, masih membutuhkan penyempurnaan. Misalnya, posisi judul yang tertutup tiang bendera pada sampul.
Sementara itu, buku teks reguler untuk jenjang SD hingga SMA ada beberapa yang masih dalam tahap penyempurnaan proofreading. Ada pula temuan yang memerlukan perbaikan signifikan mencakup penggunaan bahasa, penyesuaian dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Kaidah Istilah Keagamaan, serta pemenggalan kata. Buku SD kelas III, IV dan SMA kelas XII, misalnya, memerlukan perbaikan grafika serta penulisan bahasa yang lebih baik.
“Kesalahan ketik, penggunaan huruf kapital yang tidak sesuai, dan transliterasi masih menjadi perhatian di berbagai buku. Buku SMA kelas XII, misalnya, memerlukan perbaikan pada referensi, grafika, dan penggunaan istilah bahasa,” tambahnya.
Buku panduan guru dan pendidikan khusus (DIKSUS) juga menjadi sorotan pelaporan penelaahan. Beberapa buku masih dalam proses proofreading, sementara buku lainnya, seperti panduan SD kelas III dan IV, memerlukan perbaikan dalam grafika dan referensi. Selain itu, juga buku panduan guru untuk DIKSUS menunjukkan beberapa kekurangan, seperti materi yang belum tuntas direvisi dan kebutuhan akan perbaikan daftar isi, tabel, dan gambar.
Dan buku yang terakhir dilaporkan adalah buku jenjang Perguruan Tinggi, Buku ajar PAI untuk perguruan tinggi umum mencatatkan temuan terbanyak di bagian transliterasi. Typo dan kesalahan kutipan masih cukup sering dijumpai, sehingga memerlukan perbaikan lebih lanjut.
Terakhir, Isom menekankan bahwa buku-buku ini telah memenuhi kriteria dasar terkait dengan substansi ajaran agama Islam, termasuk pembahasan tentang pilar kebangsaan seperti Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, serta nilai-nilai toleransi dan moderasi beragama. "Secara substansial, buku-buku ini tidak memiliki permasalahan besar. Masalah yang ditemukan lebih bersifat teknis, seperti tata letak dan transliterasi," ungkapnya.
Salah satu tantangan teknis yang disebutkan adalah kebutuhan untuk melibatkan supervisor dan layouter dalam perbaikan agar desain dan kualitas buku tetap terjaga.
“Jadi, tantangan kita kali ini lebih kepada hal-hal teknikal. Untuk para supervisor dan layouter diharap terus berkolaborasi untuk menyempurnakan buku ini sebelum terbit. Tetapi, jika kita bahas terkait kelayakan, buku-buku ini yang juga bagian dari literatur yang disusun pemerintah, sudah dapat dinilai sebagai buku yang layak, tetapi harus disempurnakan dahulu terkait poin-poin temuan tadi sebelum disebarluaskan ke masyarakat,” pungkas Isom. (Rheka Humanis)