Akhirnya, 619 Buku Hasil Akhir PBPA Ditetapkan Kelayakannya

29 Jul 2024
Akhirnya, 619 Buku Hasil Akhir PBPA Ditetapkan Kelayakannya
Kepala Puslitbang LKKMO Moh. Isom (kiri dari kanan) pada kegiatan Sidang Penyelia Utama PBPA di Jakarta, Senin (29/7/2024).

Jakarta (Balitbang Dikat)---Jumlah hasil Penilaian Buku Pendidikan Agama PBPA) Tahun 2024 akhirnya ditetapkan pada kegiatan Sidang Penyelia Utama di Jakarta, Senin (29/7/2024). Sidang ini merupakan kegiatan pelaporan progress akhir PBPA dan juga penetapan kelayakan buku hasil penilaian.

 

Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisas (LKKMO) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Moh. Isom mengatakan pada 2024 ini, sebanyak 619 buku Pendidikan Agama dan Keagamaan dinilai layak terbit.

 

“Berawal dari total 1.210 buku yang diajukan penerbit, setelah melalui proses verifikasi administrasi, 1.169 buku dinyatakan sesuai dengan persyaratan administrasi, sementara 41 buku tidak memenuhi kriteria. Lalu buku yang lolos verifikasi administrasi kemudian dilanjutkan ke verifikasi turnitin. Sebanyak 922 buku lolos dan 122 buku tidak lolos,” jelas Isom.

 

Lebih lanjut, Isom memaparkan bahwa pada fase penilaian akhir, dari 922 buku yang lolos verifikasi administrasi dan turnitin, sebanyak 619 buku dinyatakan layak terbit. Sementara 303 buku tidak layak terbit, sehingga 67% buku dinyatakan layak untuk diterbitkan.

 

Menariknya, kata Isom, meskipun jumlah buku yang masuk bervariasi setiap tahunnya, jumlah buku yang dinilai pada 2024 terhitung meningkat dibandingkan jumlah buku pada 2023. Hal tersebut menunjukkan adanya perkembangan dari sisi penerbit dalam pengajuan buku berkurikulum merdeka, mengingat pada tahun ini hanya berfokus pada Kurikulum Merdeka.

 

Namun, lanjut Isom, di balik adanya perkembangan positif, terdapat progress yang masih perlu diperhatikan; antara lain terkait jumlah penerbit yang mengajukan penilaian untuk buku pendidikan agama. Berdasarkan laporan perkembangan jumlah penerbit yang tercatat dari tahun 2020, terdapat 82 penerbit pada 2020. Sedangkan pada 2022 jumlah penerbit mulai menurun hingga tahun ini. Pada 2024 tercatat hanya 60 penerbit yang mengajukan penilaian buku Pendidikan agama.

 

Isom juga menyoroti pentingnya penggunaan buku dengan tanda layak dari Kementerian Agama, mengingat masih banyak sekolah dan madrasah yang belum menggunakan buku tersebut. "Berdasarkan hasil monev yang kita lakukan, realitanya di lapangan masih banyak sekolah dan madrasah yang belum menggunakan buku pendidikan agama yang bertanda layak,” paparnya.

 

“Kami berharap dengan pengawasan dan pendampingan yang lebih intensif, sekolah-sekolah dapat lebih patuh dalam menggunakan buku-buku yang sudah disetujui oleh Kementerian Agama. Oleh karena itu, kami dari Puslitbang LKKMO sudang bersurat kepada Inspektorat Jenderal (Itjen) untuk dibantu pengawasannya. Pengawasan ini diharapkan dapat dilakukan bersama Inspektorat Jenderal (Itjen) untuk memastikan kualitas pendidikan agama di sekolah-sekolah terjaga dengan baik,” pungkasnya.

 

Penilaian buku pendidikan agama tahun 2024 ini tidak hanya menunjukkan peningkatan signifikan dalam kualitas buku yang dinilai layak terbit, tetapi juga mencerminkan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan agama di Indonesia. Keberhasilan ini diharapkan dapat terus mendorong peningkatan mutu dan penyebaran ilmu pengetahuan di bidang pendidikan agama. (Rheka Humanis/bas/sri)

 

Penulis: Rheka. H
Sumber: Puslitbang Lektur
Editor: Abas dan Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI