Bedah Buku Negara Rasional: Warisan Pemikiran Ibnu Khaldun
Jakarta (30 Agustus 2021). Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama menggelar Bedah Buku Negara Rasional: Warisan Pemikiran Ibnu Khaldun karya Dr. Abdul Aziz, M.A. Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM yang berdampak pada kualitas hasil penelitian.
“Bedah buku sangat penting dilakukan sebagai upaya menambah wawasan dan pengetahuan bagi para peneliti dan pegawai Kemenag, khususnya Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan (BALK). Ini berkaitan dengan tugas dan fungsi Puslitbang BALK untuk melakukan penelitian dan pengkajian fenomena sosial keagamaan yang ada di sekitar masyarakat termasuk tentang negara,” ujar Kepala Puslitbang BALK Prof. Adlin Sila saat membuka kegiatan bedah buku di Jakarta, Senin (30/8/2021).
Menurut Kapus Adlin selain melakukan penelitian, Puslitbang BALK pun melakukan kajian terhadap buku-buku yang dihasilkan oleh para pemikir yang ada di Indonesia dan dunia. “Meskipun kegiatan utama adalah memberikan dasar kebijakan bagi stakeholder yang ada di Kemenag, kegiatan ini memberi ruang kepada tokoh di luar Kemenag untuk menyampaikan pemikirannya (knowledge exchange) terkait isu negara, isu negara Islam, negara demokrasi, dan lainnya,” kata Kapus Adlin.
Selain itu, melalui kegiatan ini diharapkan dapat memahami inspirasi dan aspirasi dari kelompok yang memiliki paham berbeda dengan konsep kenegaraan di Indonesia. “Bedah buku ini berdasarkan hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan, sehingga diharapkan bisa mengetahui informasi dari berbagai pihak,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, penulis buku Negara Rasional Abdul Aziz mengatakan sebelumnya ia telah menerbitkan buku berjudul Kontroversi Khilafah. Menurutnya, buku ini terpantik dari buku-buku yang telah diterbitkan sebelumnya.
“Buku ini membuka wawasan baru tentang idealisme sistem negara yang pada saat ini cenderung mengalami pengaburan makna, terutama dari sisi pemikiran politik Islam. Istilah negara rasional ini merupakan transformasi dari al-siyasah al-‘aqliyah dari pemikiran Ibnu Khaldun yang dirumuskan sebagai konsekuensi dari sistem politik rasional,” kata Abdul Aziz.
Buku Negara Rasional membahas bagaimana Islam memandang sistem politik kenegaraan dengan mahakarya tentang negara Islam, seperti pda Kasus Taliban yang merebak saat ini. “Selain itu, buku ini meninjau ulang konsep Kepemimpinan Masa Lalu seperti kepemimpinan di masa periode al-Khulafa al-Rasyidun sebagai standar kepemimpinan yang ideal dan menjadi rujukan teori kepemimpinan dalam Islam saat ini,” ungkapnya.
Sementara itu, berdasarkan laporan dari panitia kegiatan Siti Atiqoh hal tersebut di atas yang menjadi alasan Puslitbang BALK perlu mengangkat buku Negara Rasional sebagai tema bedah buku. “Ibnu Khaldun dikenal sebagai Bapak Ilmu Sosial, sementara umat Islam sendiri jarang mengangkat tema tentang ilmu sosial kenegaraan yang diajarkan oleh Ibnu Khaldun. Oleh karena itu, kami merasa terpanggil untuk membuat kegiatan ini,” ujar Siti Atiqoh. []
diad/AR