BLAJ Siap Menyambut Transformasi Organisasi dengan Budaya Kerja Adaptif

1 Mei 2025
BLAJ Siap Menyambut Transformasi Organisasi dengan Budaya Kerja Adaptif
Kepala BMBPSDM Muhammad Ali Ramdhani pada Rapat Kerja bertajuk “Proyeksi Kegiatan Tahun 2025 dalam Peningkatan Kinerja Pegawai” yang diselenggarakan BLAJ di Bogor, Rabu (30/4/2025).

Bogor (BMBPSDM)--Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta (BLAJ) menggelar Rapat Kerja bertajuk “Proyeksi Kegiatan Tahun 2025 dalam Peningkatan Kinerja Pegawai” di Bogor, Rabu (30/4/2025). Kegiatan ini menjadi forum strategis untuk merancang arah kerja kelembagaan ke depan, menyusun langkah peningkatan kinerja dan rencana taktis, sekaligus menyelaraskan visi kelembagaan dengan dinamika organisasi yang terus berkembang.

 

Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama RI Muhammad Ali Ramdhani dalam arahannya menegaskan pentingnya kesiapan menghadapi perubahan nomenklatur organisasi. Ia menyampaikan bahwa transformasi Badan Litbang dan Diklat menjadi BMBPSDM membawa konsekuensi struktural terhadap satuan kerja di bawahnya, termasuk Balai Litbang Agama.

 

“Organisasi ke depan harus fleksibel dan relevan. Kita perlu menelusuri kembali kebermaknaan institusi ini, karena perubahan bukan hanya administratif, tetapi juga berkaitan erat dengan budaya kerja yang harus adaptif terhadap tantangan zaman,” tegasnya.

 

Kang Dhani --sapaan akrabnya-- menambahkan bahwa penyesuaian ini harus dilakukan tanpa kehilangan arah dan tujuan utama lembaga, yakni memperkuat moderasi beragama dan pengembangan sumber daya manusia di bidang keagamaan.

 

Analis SDM Aparatur Ahli Madya Biro Ortala Luqman Hakim turut memberikan pandangan bahwa desain kelembagaan baru yang menggantikan fungsi Balai Litbang Agama harus dirancang dengan matang agar tidak tumpang tindih dengan lembaga lain yang sudah ada. Penataan struktur harus tetap memperhatikan koridor kewenangan, terutama terkait fungsi kebijakan yang tidak bisa dijalankan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT), serta posisi UPT yang tidak dapat langsung berada di bawah Sekretariat Jenderal.

 

“Fungsi pengembangan kebijakan tidak bisa dijalankan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT). Begitu juga UPT tidak bisa langsung berada di bawah Sekretariat Jenderal. Semua harus dikaji secara cermat dan menyeluruh,” ujarnya.

 

Kepala Balai Litbang Agama Jakarta Irhason dalam sambutannya menyampaikan bahwa meski dalam situasi transisi dan efisiensi kelembagaan, BLAJ tetap berkomitmen menjaga kualitas pelaksanaan program dan layanan, termasuk melalui diversifikasi kegiatan.

 

“Sambil menunggu terbentuknya struktur kelembagaan baru, kami terus menjalankan peran strategis lembaga ini. Salah satunya dengan melakukan diversifikasi kegiatan yang menyentuh isu-isu aktual,” ujarnya.

 

Salah satu inovasi kegiatan yang digelar adalah talkshow bertema Ekoteologi bekerjasama dengan Jaringan Gusdurian. Kegiatan ini menjadi refleksi nyata dari semangat kolaboratif lintas sektoral dan komitmen penguatan wawasan keagamaan yang berkelanjutan. Forum ini juga menjadi ruang diskusi yang memperkaya perspektif tentang isu lingkungan dalam bingkai teologi serta mencerminkan komitmen lembaga terhadap isu keagamaan yang kontekstual dan multidisipliner.

 

Melalui rapat kerja ini, Balai Litbang Agama Jakarta menunjukkan kesiapan dan keseriusannya dalam menyambut masa depan organisasi yang dinamis, dengan tetap menjunjung tinggi nilai profesionalitas, efisiensi, dan kontribusi nyata bagi penguatan keagamaan di Indonesia.

 

Penulis: Aris Widodo Nuraharjo
Sumber: BLAJ
Editor: Abas
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI