Branding dalam Publikasi, Kunci Optimalisasi Kualitas Layanan Puslitbang LKKMO

30 Sep 2023
Branding dalam Publikasi, Kunci Optimalisasi Kualitas Layanan Puslitbang LKKMO
Kapuslitbang LKKMO Moh. Isom pada kegiatan Optimalisasi Kualitas Layanan pada Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi yang dilaksanakan di Jakarta, Jumat (29/9/2023).

Jakarta (Balitbang Diklat)---Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama mengadakan kegiatan Optimalisasi Kualitas Layanan pada Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi yang dilaksanakan di Jakarta, Jumat (29/9/2023). Kegiatan dihadiri  internal Puslitbang LKKMO dan Humas Sekretariat Badan Litbang dan Diklat.

Kepala Puslitbang LKKMO, Prof. Isom, mengatakan tujuan kegiatan ini adalah sebagai bentuk penguatan layanan dan refocusing tugas dan fungsi Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi.

“Harapan saya, kita semua harus punya semangat untuk meningkatkan aspek perbukuan, bahkan saya sudah mempunyai rancangan tagline yaitu “Buku Agama Berkualitas, Bangsaku Semakin Cerdas”. Nah, ini mengartikan kita mempunyai brand baru dan warna baru yaitu dengan menyusun dan memproduksi buku-buku agama yang berkualitas yang dapat mengubah persepsi masyarakat bahwa lektur itu tidak hanya yang kuno-kuno,” ujar Isom.

Lebih lanjut, Isom meminta bantuan humas Puslitbang untuk mem-branding dan membuat publikasi terkait perbukuan lektur, sebagai acuan bahwa unsur dan focus Lektur sekarang menciptakan buku-buku agama yang berkualitas tetapi tidak pula menghapus unsur lama yaitu manuskrip.

Isom juga mengatakan perlu ada branding yang kuat terkait Al-Qur’an terjemahan dalam bahasa daerah yang sudah digarap Puslitbang Lektur karena banyak sekali peminatnya.

“Terkait penerjemahan Al-Qur’an dalam bahasa daerah Pemda-Pemda dan Pemprov, sangat semangat dan tertarik kalau nanti terjemahan Al-Qur’an bahasa daerah itu menjadikan muatan lokal untuk anak-anak SD, anak-anak sekolah dan anak-anak madrasah supaya tidak hilang bahasa daerahnya. Di sisi lain, untuk mempromosikannya kita tinggal melakukan publikasi eksternal, bisa melalui media cetak elektronik, radio, TV, atau  duta-duta kitab suci yang peduli dengan kearifan lokal,” ungkap Isom.

Isom menegaskan bahwa jika kita ingin memiliki sebuah legacy yang nyata kita perlu lebih menggali  perbukuan dan karya-karya kitab suci.

“Menurut saya, Puslitbang Lektur itu banyak pernak-perniknya dan spektrumnya dapat lebih luas lagi. Kalau kita garap dan promosikan dengan kreatif hal tersebut dapat menyasar anak-anak muda milenial dan akan lebih dahsyat dampaknya. Oleh karna itu, kita harus lebih agresif mempromosikan karya-karya kita,” pungkasnya. (Rheka. H/bas/sri)

 

Sumber: Rheka. H
Editor: Abas/Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI