Buka Workshop Hasil Benchmarking, Kapusdiklat Tenaga Teknis Tegaskan Pentingnya Peningkatan Kualitas

15 Des 2017
Buka Workshop Hasil Benchmarking, Kapusdiklat Tenaga Teknis Tegaskan Pentingnya Peningkatan Kualitas

Makassar (15 Desember 2017). Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama menggelar Workshop Hasil Benchmarking Pengembangan SDM dan Manajemen Kediklatan di Hotel Aryaduta, Makassar, Sulawesi Selatan. Kegiatan ini berlangsung pada 15 s.d. 17 Desember 2017 yang diikuti oleh 50 orang peserta. Hadir dalam kegiatan ini perwakilan dari 13 unit diklat kementerian, lembaga, dan BUMN, perwakilan Balai Diklat Keagamaan, dan perwakilan Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan. Mewakili Kepala Badan Litbang dan Diklat, Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan (Kapusdiklat), Dr. H. Mahsusi, MM., membuka workshop secara resmi.

Dalam laporannya, Panitia Penyelenggara, Nani Sutiati, melaporkan bahwa workshop ini merupakan lanjutan dari benchmarking yang telah dilaksanakan oleh tim di tujuh lokus unit diklat kementerian dan satu unit diklat BUMN. Melalui workshop ini, hasil benchmarking akan divalidasi dan diperdalam sehingga mendapat data dan informasi lebih lengkap dan komparatif yang selanjutnya menjadi bahan peningkatan kualitas diklat tenaga teknis pendidikan dan keagamaan. Adapun tujuan workshop adalah (1) menghimpun data dan informasi tentang sistem pengembangan SDM dan manajemen kediklatan, dan (2) membangun networking dan kerjasama konstruktif antar lembaga diklat pemerintah dan BUMN.

Di awal arahannya, Kapusdiklat menjelaskan etimologi benchmarking yang berarti tolok ukur. “Tolok ukur merupakan acuan yang dapat dirujuk oleh siapapun karena memiliki kualifikasi yang telah memenuhi standar tertentu. Setiap lembaga diklat memiliki nilai unggul sekaligus juga nilai lemah. Melalui benchmarking inilah kita bisa share satu sama lain untuk berbagi nilai lebih yang dimiliki dan pada saat yang sama menutupi nilai lemahnya. Kita tidak akan bisa memperbaiki diri bila kita tidak mengetahui nilai lemah kita dengan cara mengkomparasikan diri dengan orang lain yang lebih baik”, terang Kapusdiklat.

Kapusdiklat menggaris bawahi pentingnya peningkatan kualitas secara berkelanjutan. “Pusdiklat Tenaga Teknis memiliki orientasi untuk terus meningkatkan kualitas. Kita ingin kualitas diklat kita diakui secara nasional dan internasional. Pengakuan kualitas diakui secara nasional dibuktikan dengan akreditasi lembaga pembina diklat, sedangkan pengakuan internasional dibuktikan dengan lisensi mutu dari lembaga penjaminan mutu internasional. Untuk mencapai itulah maka kita selenggarakanbenchmarking”, imbuh mantan Kepala Biro Kepegawaian ini.

“Mengapa perlu benchmarking secara tatap muka?” Tanya Kapusdiklat. “Data dan informasi tentang lembaga diklat dapat saja diketahui melalui media informasi yang tersedia di portal internet atau dokumen profile lembaga tersebut. Namun,benchmarking tidak sekadar menggali data dan informasi, tetapi perlu mendalami spirit dan nilai yang terbangun di dalamnya yang hanya dapat diperoleh dengan melihat langsung di lapangan. Bagaimana kampus dikelola dengan bersih dan rapih. Bagaimana pegawai menerapkan disiplin, dan lain-lain. Dengan melihat langsung kita bisa mendapatkan insight yang kuat tentang nilai-nilai yang ada di lembaga tersebut,” ungkap Kapusdiklat.

Kapusdiklat selanjutnya memberi arahan poin penting yang harus dibahas dalamworkshop. Menurutnya, ada tiga fokus yang penting didiskusikan dan didalami dalam workshop ini, yaitu pertama menganalisis substansi yang diperbandingkan baik dari segi regulasi, data empirik, maupun penilaian terhadap capaian dari setiap lembaga yang dibenchmark. Kedua merumuskan tindak lanjut berupa implementasi nilai-nilai positif ke dalam perencanaan pengembangan ke depan. Dan ketiga mengevaluasi pelaksanaan hasil benchmarking apakah tepat atau perlu perbaikan lebih lanjut”, pungkas Kapusdiklat. (efa_af/bas)

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI