Bukan Lagi Eranya Pelatihan Berorientasi Sertifikat!

15 Jun 2023
Bukan Lagi Eranya Pelatihan Berorientasi Sertifikat!
Kaban Suyitno memberikan materi pada Pelatihan Penggerak Moderasi Beragama Angkatan IV,V, VI, dan VII yang diselenggarakan Balai Diklat Keagamaan (BDK) Bandung, di Bandung, Kamis (15/6/2023).

Bandung (Balitbang Diklat)---Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama Prof. Suyitno mengatakan sudah bukan masanya lagi jika pelatihan hanya berorientasi pada terbitnya selembar sertifikat.

“Penggerak menempati posisi yang sangat penting. Jadi pelatihan bukan sekedar wawasan. Tetapi harus siap menjadi pionir untuk menggerakkan masyarakat dalam Moderasi Beragama (MB),” ujar Kaban.

Hal tersebut dikemukakan Kaban saat memberikan materi pada Pelatihan Penggerak Moderasi Beragama Angkatan IV,V, VI, dan VII yang diselenggarakan Balai Diklat Keagamaan (BDK) Bandung, di Bandung, Kamis (15/6/2023).

Untuk itu, lanjut Kaban, perlu meluruskan mindset tentang pelatihan. Pelatihan harus diikuti dengan penuh tanggung jawab.

Mengutip rilisan UNESCO, Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang ini, menyatakan bahwa selama Pandemi Covid. pembelajaran yang banyak dilakukan secara daring ternyata melahirkan kondisi yang disebut learning loss, yaitu  schooling without learning.

"Para siswa belajar dan melakukan aktivitas sekolah, namun tidak ada pembelajaran di dalamnya. Sama halnya dengan pelatihan ketika daring, banyak yang terkesan tidak serius, terbukti dengan off-cam," ungkap Kaban.

Menurutnya, hal serupa tampaknya berlaku saat pelatihan tatap muka di kelas. Pembelajaran dalam pelatihan harus dikemas untuk melahirkan output dan outcome yang sesuai dengan tujuan program. Sehingga tidak terkesan menghamburkan biaya yang besar, namun nihil hasil.

Kaban Suyitno juga menegaskan perlunya jamu, yaitu jaminan mutu pelatihan. Jamu dalam pelatihan dibaca melalui kegiatan evaluasi yang berkelanjutan dan menyeluruh, yaitu awal, tengah, dan ujung.

"Kita sadar bahwa usia tidak lagi muda, sehingga banyak gangguan selama pelatihan, seperti mengantuk. Namun, usia yang tidak muda ini bisa juga disebut usia yang semakin matang. Hal ini sejalan dengan konsep madep pandito, artinya siap menjadi pelopor, penggerak," tegasnya.

Oleh karena itu, peserta pelatihan yang madep pandito harus sadar dengan ciri-ciri yang Allah berikan. Termasuk dalam memaknai proses dan hasil pelatihan. "Apalagi ini adalah pelatihan moderasi beragama," tutur pria kelahiran Tulungagung ini.

Menutup arahannya, Kaban berharap agar para alumni pelatihan mampu menjadi pelopor perubahan. "Jadilah pelopor perubahan dalam membangun kehidupan beragama yang moderat di tengah umat,” pungkas Kaban.

(Firman Nugraha/bas/sri/diad)

 

Penulis: Firman Nugraha
Editor: Abas/Sri Hendriani/Dewi Indah
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI