Critical Thinking, Latih Guru Berijtihad Secara Progresif
Serpong (Balitbang Diklat)--- Salah satu keterampilan yang harus dimiliki berdasarkan Top 10 Skills of 2025 by World Economic Forum adalah critical thinking and analysis. Menghadapi kondisi tersebut, guru didorong untuk berpikir progresif dengan berijtihad inovasi pada media pembelajaran.
Kepala Badan Litbang dan Diklat (Kaban) Prof. Suyitno mengatakan hal tersebut saat memberikan arahan pada Peningkatan Pelayanan Kompetensi Guru. Kegiatan yang digelar Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan (Penda) ini berfokus pada Workshop Penyusunan Model Layanan Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Madrasah.
“Sebagai contoh pada mata pelajaran fikih, guru harus kreatif untuk menginsersi terkait critical thinking. Peserta didik dilatih untuk berpikir progresif dan inovatif,” ujar Kaban Suyitno di Serpong, Rabu (5/7/2023).
Saat ini, lanjut Kaban, peserta didik tidak bisa didoktrinasi dengan kata-kata guru. Apalagi kalimat ‘tidak bisa’ akan mematikan proses critical thinking. “Maka sesungguhnya pelajaran agama sangat terbuka dengan aspek skill tersebut,” tuturnya.
Menurut Kaban, peserta didik harus terbiasa dengan anti kemapanan. Maka jangan sedikit-sedikit dilarang, sebab tugas guru bukan membunuh potensi anak, justru seharusnya menjadi fasilitator.
“Tugas guru yakni mendidik, membimbing, menilai, dan mengawasi. Khusus membimbing, artinya guru tidak boleh menghakimi apalagi membunuh talent siswa,” imbaunya.
“Dengan konsep Kurikulum Merdeka (KM), maka semakin terbuka kepada peserta didik untuk mengeksplorasi bakatnya. Jadi jangan sampai menjadi guru yang membunuh bakat, kreativitas, dan kemampuan siswa,” tandasnya.
Diad/Sr/Bas