Direktur PAI: Rata-Rata Turnitin Buku PAI SLB 3% Sangat Membanggakan
Bogor (Balitbang Diklat)---Dalam pelaporan akhir hasil verifikasi Turnitin pada 1 Oktober 2024 di Bogor, Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk Sekolah Luar Biasa (SLB) kembali menjadi sorotan dan mendapatkan apresiasi yang tinggi dari Direktur Pendidikan Agama Islam (PAI) M. Munir.
Melalui laporan hasil verifikasi yang disampaikan tim verifikasi Turnitin, difinalkan bahwa seluruh Buku Pendidikan Khusus berhasil mengantongi rata-rata skor Turnitin sebesar 3%, dengan rincian buku jenjang Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) memiliki skor similarity 1,6%, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) 5%, dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) 2,3%.
Munir mengapresiasi hasil kerja tim atas suksesnya penyusunan buku PAI untuk SLB dan menyatakan bahwa hal ini merupakan Pendidikan Inklusif. “Ini adalah prestasi yang membanggakan dan patut disyukuri. Penyusunan buku PAI untuk SLB yang baru pertama kali dilakukan ini tidak hanya sukses secara konten, tetapi juga menunjukkan kualitas tinggi dari para penyusunnya. Kami bekerja keras untuk menjaga agar materi ini benar-benar otentik dan bebas dari duplikasi konten, sehingga hasil dari Turnitin yang menunjukkan hanya 1% adalah sesuatu yang luar biasa,” ujarnya di Bogor, Senin (1/10/2024).
Menurut Munir, ini bukan sekadar buku biasa, tetapi sebuah standar baru yang akan memandu para guru PAI di SLB untuk mengajarkan nilai-nilai agama dengan cara yang lebih inklusif dan sesuai dengan kebutuhan siswa berkebutuhan khusus.
“Ini merupakan tantangan bagi kami, tetapi juga kebanggaan yang besar karena bisa memberikan sesuatu yang benar-benar baru bagi dunia pendidikan. Selama ini, belum ada buku khusus yang bisa digunakan guru PAI di SLB. Buku ini akan menjadi acuan utama bagi para guru dalam menyampaikan materi agama kepada anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus,” tambahnya.
Selain pencapaian yang luar biasa ini, Munir juga mengungkapkan rencana Kementerian Agama untuk melengkapi buku-buku utama ini dengan buku-buku pendamping. Buku pendamping ini diharapkan dapat memperkaya materi pengajaran dan memberikan variasi yang lebih luas bagi guru-guru PAI SLB.
“Kami berkomitmen untuk terus menyempurnakan buku-buku ini. Setelah buku utama panduan guru, kami akan menyusun buku-buku pendamping yang dapat membantu guru dalam memperdalam pengajaran nilai-nilai agama. Ini adalah tugas besar, tetapi kami percaya bahwa dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, kita bisa menghasilkan buku-buku yang lebih baik lagi,” pungkasnya.
Dengan keberhasilan ini, diharapkan buku PAI, khususnya untuk SLB, bisa memberikan dampak signifikan bagi dunia pendidikan. Inisiatif ini menjadi bukti nyata dari komitmen Kementerian Agama untuk memajukan pendidikan agama yang inklusif dan berkualitas, serta memberikan akses yang sama bagi seluruh siswa di Indonesia, tanpa memandang kondisi mereka. (Rheka Humanis)