Ekspose Kemenag Kita, Terobosan Transformasi Digital Kemenag Sentuh Semua Lini Layanan Keagamaan
Jakarta (Balitbang Diklat)---Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Nizar Ali, menyoroti peran penting Pusaka SuperApp sebagai titik pintu masuk dalam transformasi digital layanan keagamaan. Dalam pernyataannya, Nizar menjelaskan bahwa transformasi digital menjadi kunci percepatan untuk menyediakan layanan keagamaan yang lebih efisien dan merata.
"Tahun 2023 ini kita lewati dengan sangat baik. Beberapa program prioritas sudah dijalankan dengan luar biasa," ungkap Nizar, pada acara Ekspose Kemenag Kita yang digelar Balitbang Diklat di Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (28/12/2023).
Menurut Nizar, titik kunci dari kesuksesan ini adalah transformasi digital, yang melahirkan beberapa program unggulan. Salah satunya adalah Cyber Islamic University, sebuah inisiatif yang mencerminkan komitmen Kementerian Agama dalam menghadirkan pendidikan keagamaan secara modern dan terkoneksi secara digital.
"Titik kuncinya adalah transformasi digital sehingga lahirlah beberapa program. Contohnya, Cyber Islamic University dan Pusaka Super Apps. Ini juga menyangkut aplikasi-aplikasi lainnya, misal Si Halal, Simkah, Siskohat, Haji, dan lainnya," kata Nizar.
Pusaka SuperApp tidak hanya mencakup aspek pendidikan, melainkan juga memudahkan akses terhadap layanan keagamaan lainnya. Dengan integrasi berbagai aplikasi, diharapkan masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi, layanan, dan program-program keagamaan yang disediakan oleh Kementerian Agama.
Sementara itu, Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Muhammad Ali Ramdhani, menyebut filosifi pengembangan dari Cyber Islamic University ini bahwa agama itu merupakan pondasi kehidupan manusia, dan negara juga menyebut bahwa kewajiban institusi kita mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Nah, warga-warga bangsa yang pada ruang-ruang tertentu mereka yang sudah terikat dengan pekerjaan, misalnya para guru madrasah yang tinggal di wilayah 3T, itu tidak memiliki ruang dan waktu untuk dapat duduk di tempat kuliah,” terangnya.
Di sisi lain, kata Ali Ramdhani, WNI yang bekerja di luar negeri mereka juga memiliki hak pembelajaran yang terkoginisi oleh negara. Untuk itulah, hadir Cyber Islamic University, yang pada dasarnya melakukan proses pembelajaran secara fleksibel.
“Pembelajaran ini dengan menggunakan teknologi kekinian yang terhubung dengan internet. Belajar di tempatnya masing-masing, dan seluruhnya dilakukan secara online,” ungkap Ali Ramdhani.
Terakhir, Ali Ramdhani menyebut saat ini jumlahnya sudah mencapai 3.339 mahasiswa untuk strata 1 (S.1). Rencananya tahun 2024 akan membuka jenjang Strata 2, yang program sebelumnya baru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, selain itu nanti juga akan dibuka lagi lima program studi S1 (Barjah/bas/sri)