Guru Tidak Boleh Berhenti Belajar dan Gaptek

3 Feb 2023
Guru Tidak Boleh Berhenti Belajar dan Gaptek
Kaban Suyitno saat memberikan materi pada Pelatihan Tematik Madrasah Ibtidaiyah Kantor Kemenag Kabupaten Pelalawan, secara daring, Senin (30/1/2023).

Jakarta (Balitbang Diklat)---Bagi seorang guru, belajar sepanjang hayat adalah keharusan. Sehingga tidak ada istilah guru berhenti belajar. Guru di era milenial wajib hukumnya belajar lebih giat dan tidak boleh gagap teknologi (gaptek) sehingga tetap lebih pintar dan cerdas daripada murid-muridnya.

Hal itu ditegaskan Kepala Badan(Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Prof. Suyitno, saat memberikan materi pada Pelatihan Tematik Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Wilayah Kerja Kantor Kemenag Kabupaten Pelalawan. Penyampaian materi dilakukan Kaban secara daring, Senin (30/1/2023).

Menurut Kaban, ada alasan sederhana untuk menjelaskan bahwa seorang guru tidak boleh berhenti belajar. Salah satunya yaitu karena pembelajaran tidak pernah mengenal batas.

"Ilmu itu tidak pernah bertepi, pengetahuan tidak pernah ada batasnya. Sehingga kemudian sekali saja seorang guru men-declar tidak ingin belajar lagi pasti kita sangat ketinggalan," ujarnya.

Pada era 1980-an, kata Kaban, tugas dan fungsi guru sangat penting. Sehingga saat itu muncul istilah teacher centered learning (TCL) atau metode pembelajaran yang berfokus pada guru.

Seiring berjalannya waktu, memasuki 1990-an, metode tadi berkembang menjadi student centered learning (SCL) atau pembelajaran yang berpusat pada siswa. Guru memberikan kesempatan untuk siswa mencari sendiri pengetahuan yang didapat dari berbagai sumber. Siswa yang awalnya diberitahu, kini mencari tahu.

"Pertanyaannya, kini abad milenium, kita sebut juga 2020-an, apakah masih relevan teacher centered, student centered? Saya menyebutnya sudah tidak relevan lagi," ujar Guru Besar UIN Raden Fatah ini.

Ia menerangkan bahwa yang terjadi pada masa sekarang ini adalah era online centered, internet centered atau Google centered. Sehingga para guru tidak hanya harus pintar bermain di sosial media lewat ponsel pintar. Guru juga harus menguasai ilmu komputer dengan beragam aplikasinya. Jangan sampai para guru gaptek, sementara murid yang dihadapinya adalah manusia milenial yang sudah disuapi berbagai macam keilmuan teknologi terkini.

"Maka, kalau guru tidak quick response terhadap sumber-sumber yang terbuka dalam internet maka saya jamin, saya pastikan kita para guru ketinggalan dibandingkan siswa. Itu sebabnya kenapa saya sangat meyakini belajar itu tidak kenal waktu dan mesti dilakukan kapan saja. Kuncinya learning everytime and everywhere," pungkasnya.

Pelatihan Tematik MI ini diikuti 30 peserta ASN dan non-ASN. Kegiatan digelar oleh Loka Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Pekanbaru, berlangsung dari 30 Januari sampai 4 Februari 2023 di Aula Kantor Kemenag Kabupaten Pelalawan, Riau.

Kepala Loka Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Pekanbaru Khrisfison mengatakan, kegiatan ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kompetensi tenaga pendidik yang mampu membimbing dan mendidik peserta didik Tematik MI. "Khususnya tenaga pendidik dan peserta didik di Wilayah Kerja Kemenag Kabupaten Pelalawan," katanya. (julian/sri/bas)

   

 

Penulis: Julian
Editor: Sri Hendriani/Abas
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI