Inilah Alasan Manuskrip Kuno Harus Didigitalisasi

31 Jan 2025
Inilah Alasan Manuskrip Kuno Harus Didigitalisasi
Sukmawati dan Rikki Nawawi pada webinar Seri Berbagi Pengetahuan yang disiarkan melalui media sosial Pusdiklat Teknis di Ciputat, Jumat (31/1/2025)

Ciputat (BMBPSDM)---Manuskrip kuno diyakini sebagai warisan intelektual yang mengandung nilai historis, budaya, dan ilmu pengetahuan. Namun, keberadaanya kini banyak yang mengalami kerusakan, hilang, dan sulit diakses oleh masyarakat.

 

Menurut widyaiswara Kementerian Agama, Wati Solihat Sukmawati, di era digital saat ini, upaya pelestarian manuskrip telah mengalami transformasi yang signifikan.

 

"Dari media tradisional seperti lontar dapat diubah ke dalam bentuk digital yang lebih mudah diakses dan dipelajari," ujar Sukmawati pada webinar Seri Berbagi Pengetahuan yang disiarkan langsung melalui Youtube dan Instagram Pusdiklat Teknis di Ciputat, Jumat (31/1/2025).

 

Sukmawati menjelaskan, berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan yang mengatur pengelolaan kebudayaan di Indonesia. "Terdapat sepuluh objek pemajuan kebudayaan, salah satunya ada manuskrip," ungkapnya.

 

Manuskrip sendiri, kata Sukmawati, merupakan dokumen tertulis yang ditulis dengan tangan dan berumur minimal 50 tahun, serta mempunyai nilai penting bagi peradaban, budaya, dan Sejarah.

 

Sementara itu, manfaat lainnya dari manuksrip ialah sebagai sumber pengetahuan authentik, dan pelestari bahasa. "Selain itu juga dapat dijadikan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan," pungkasnya.

 

Narasumber lainnya, Peneliti Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda Universitas Padjajaran Bandung, Rikki Nawawi, mengulas sejarah manuskrip pada daun lontar.

 

Menurutnya, banyak naskah-naskah yang ditemukan di Jawa dan Bali menggunakan media tulis lontar. "Di wilayah lainnya, seperti di Batak banyak menggunakan dari kulit kayu, bambu, dan rotan," ucap Rikki.

 

"Pada abad ke-18 dan 19 mulai tersedia kertas dari Eropa, Kertas dianggap lebih baik untuk naskah di Indonesia," sambungnya.

 

Rikki juga mengatakan bahwa informasi manuskrip ini belum tersebar luas, sementara manuskrip sebagai bagian dari sejarah dan kekayaan bangsa Indonesia.

 

Upaya menghidupkan kembali manuskrip kuno dari lontar ke media digital merupakan langkah penting dalam menjaga warisan budaya dan intelektual bangsa. Dengan memanfaatan teknologi digital, diharapkaan selain sebagai bentuk pelestarian, juga sebagai sarana edukasi dan penelitian.

 

(Halimah Dwi Putri)

Penulis: Halimah Dwi Putri
Sumber: Pusbangkom Teknis SDM
Editor: Barjah/Dewi Indah Ayu
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI