Inilah Cara Menghindari Perundungan di Lingkungan Madrasah

15 Okt 2023
Inilah Cara Menghindari Perundungan di Lingkungan Madrasah
Kaban Suyitno pada kegiatan Seminar Isu aktual Inisiasi Madrasah dalam Mengatasi Perundungan, yang diselenggarakan Balai Litbang Agama (BLA) Semarang, di Semarang, Sabtu (14/10/2023).

Semarang (Balitbang Diklat)---Pembahasan dan diskusi mengenai perundungan di lingkungan madrasah harus melibatkan semua pihak, termasuk komite dan orang tua siswa. Untuk pembentukan SOP pencegahan, juga harus lahir dari civitas madrasah, dengan melibatkan orang tua siswa, komite, dan tokoh masyarakat. 

Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama Prof. Suyitno, mengatakan hal tersebut pada kegiatan Seminar Isu aktual Inisiasi Madrasah dalam Mengatasi Perundungan, yang diselenggarakan Balai Litbang Agama (BLA) Semarang. 

Kegiatan ini bertujuan untuk mendeteksi dini perundungan atau sebagai pencegahan dalam mengatasi perundungan di lingkungan madrasah. 

Menurut catatan Kaban Suyitno, masih terdapat keterbatasan dalam profiling terhadap penelitian ini, dilihat dari data berapa sampel madrasah yang diambil. 

"Menyangkut instrumen, dalam pengukuran merupakan akibat dari alat ukur tersebut. Keterbatasan instrumen, memberikan hasil yang berbeda dengan nilai yang sebenarnya," ujarnya di Semarang, Sabtu (14/10/2023). 

Penelitian ini, kata Kaban, rekomendasi basisnya harus data. Bila ditemukan belum ada regulasi, harus clear dulu aturan yang ada, jangan ada masalah yang disalahkan aturan atau regulasi. 

"Contoh kasuistik, kalau ada satu kasus dari sejumlah lembaga yang ada, maka harus ada penanganan yang khusus pada satu kasus itu. Tapi, kalau ada kasus sampai 10% dari jumlah lembaga, maka perlu penelitian terhadap lembaga tersebut," ucapnya. 

Perundungan tidak hanya terjadi kepada siswa, tetapi juga kepada guru itu sendiri. Menurut Kaban, untuk mengantisipasi hal tersebut, upayanya adalah menggandeng advokasi bidang hukum. 

Terakhir, kata Kaban, untuk mencegah perundungan di lingkungan sekolah, "Perlu membangun perspektif positif dalam dunia pendidikan, dengan sesuatu yang dimulai dari kultur atau budaya yang ada di masyarakat sekitar," pungkas Kaban.

Kegiatan seminar hasil penelitian ini, diikuti sejumlah peserta dari kalangan guru, kepala madrasah, dan pengawas di lingkungan Kanwil Kemenag Jawa Tengah. (Barjah/bas/sri)

   

 

Penulis: barjah
Editor: Abas/Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI