Islam Nusantara dalam Tantangan Global dan Lokal

5 Des 2017
Islam Nusantara dalam Tantangan Global dan Lokal

Malang (5 Desember 2017). Dalam rangka diseminasi hasil-hasil riset dan pengabdian pada masyarakat, Universitas Islam Malang menyelenggarakan Seminar Nasional yang bertemakan “Membumikan Islam Nusantara dalam Berbagai Aspek Kehidupan”. Penyelenggaraan seminar ini merupakan hasil kerjasama Universitas Islam Malang dengan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. Seminar yang digelar di kampus Unisma ini bertujuan untuk melakukan kajian teologis Islam Nusantara dan tantangannya di era global serta pembahasan terkait implementasi Islam Nusantara di dalam aspek pendidikan dan sosial kemasyarakatan, politik dan pemerintahan, aspek ekonomi, seni dan budaya.

Kepala Badan Litbang dan Diklat, Prof. H. Abdurrahman Masud, Ph.D., sebagai salah satu narasumber utama pada seminar ini, memaparkan kondisi Islam Nusantara dan tantangannya baik di era lalu dan terkini. Beliau juga membagikan pengalamannya saat menjadi dosen di Amerika Serikat. Saat itu beliau mengenalkan budaya Islam kepada para mahasiswa dan civitas disana. Rupanya hal ini mendapatkan respon positif. Hal tersebut dapat dijadikan salah satu contoh bagaimana memperkenalkan Islam Nusantara pada pihak luar.

Lebih lanjut beliau memaparkan bahwa nilai-nilai dasar Islam Nusantara dan penguatan karakter dikembangkan pada sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu: (1) karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya; (2) kemandirian dan tanggung jawab; (3) kejujuran/amanah, diplomatis; (4) hormat dan santun; (5) dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/kerja sama; (6) percaya diri dan pekerja keras; (7) kepemimpinan dan keadilan; (8) baik dan rendah hati; (9) karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan. Kesembilan pilar karakter itu, diajarkan secara sistematis dalam model pendidikan holistik menggunakan metodeknowing the good, feeling the good, dan acting the good. Knowing the good bisa mudah diajarkan sebab pengetahuan bersifat kognitif saja. Setelahknowing the good harus ditumbuhkan feeling and loving the good, yakni bagaimana merasakan dan mencintai kebajikan menjadi engine yang bisa membuat orang senantiasa mau berbuat sesuatu kebaikan. Sehingga tumbuh kesadaran bahwa orang mau melakukan perilaku kebajikan karena dia cinta dengan perilaku kebajikan itu.

Selain Mas’ud, turut hadir sebagai narasumber yakni Prof. Dr. KH. Muhammad Tholhah Hasan selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan Unisma, Dr. Agus Sunyoto (pimpinan Pondok Pesantren Global), Prof. Dr. H. Mas’ud Said, Ph.D. (Staf Ahli Menteri Sosial Republik Indonesia) dan Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si., selaku rektor Universitas Islam Malang. Peserta seminar sebanyak 200 orang yang terdiri dari unsur: Delegasi dari Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama sejumlah 3 (tiga) orang: Universitas Raden Rahmat, IAI Al-Qolam, STAINU Karangploso, Universitas NU Blitar, Universitas Islam Balitar, Universitas Islam Kediri, IAI Tribakti Kediri, Ketua Ma’arif Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu, dan tentunya mahasiswa dan civitas akademik Universitas Islam Malang. []

Iqbal/AR/diad

 

 
Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI