Jurnal Heritage of Nusantara, Sumbangan Balitbangdiklat Untuk Masyarakat Dunia

30 Okt 2014
Jurnal Heritage of Nusantara, Sumbangan Balitbangdiklat Untuk Masyarakat Dunia

Jakarta (30 Oktober 2014). Bertempat di Hotel Sofyan Betawi Jakarta, Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan selenggarakan pembahasan naskah artikelJurnal Heritage of Nusantara.

Kegiatan yang diselenggarakan pada hari Kamis, 30 Oktober 2014, bertujuan untuk meneliti, mengoreksi, dan memberikan penilaian terhadap kualitas dan kelayakan artikel yang akan diterbitkan dalam Jurnal Heritage of Nusantara.

 

Kegiatan ini menghadirkan para pembahas: 1) Prof Dr. Achadiati Ikram, Guru Besar Universitas Indonesia; 2) Ayang Utriza Yakin D.E.A, Ph.D, filologis Islam PPIM UIN Syarif Hidayatullah; 3) Dr. Atiq Susilo, MA, Pusat Bahasa UIN Syarif Hidayatullah; dan 4) Lukmanul Hakim, Ph.D. selain itu, acara ini juga menghadirkan Prof. dr. Choirul Fuad Yusuf dan Prof. Dr. Imam Tolkhah sebagai narasumber.

Dalam sambutannya, Kapuslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, Choiru Fuad Yusuf menyampaikan bahwa pembahasan naskah artikel Jurnal Heritage of Nusantaramerupakan bentuk keseriusan lembaga yang dipimpinnya untuk menghasilkan Jurnal yang memiliki kulaitas tinggi. Sebagaimana diketahui, Jurnal Heritage of Nusantarayang pada tahun ini berusia 3 tahun merupakan jurnal berbahasa Inggris pertama yang dihasilkan oleh Badan Litbang dan Diklat.

Penggunaan bahasa Inggris tidak hanya bermaksud agar jurnal ini layak disebut sebagai jurnal internasional, tetapi lebih dari itu, penggunaan bahasa Inggris dimaksudkan agar karya ilmiah yang dimuat dalam jurnal ini dapat dibaca oleh dunia internasional. Oleh karena itu, Kapuslitbang Lektur menyampaikan bahwa disinilah pentingnya pembahasan naskah artikel yang akan dimuat dalam Jurnal Heritage of Nusantara.

Menurut Choirul Fuad, jurnal internasional yang berkualitas setidaknya harus memenuhi tiga syarat:pertama, naskah tersebut harus memenuhi kriteria sebagai naskah ilmiah yang berlaku secara internasional;kedua, sebagai jurnal yang berbahasa Inggris, maka artikel harus memenuhi kaidah penulisan bahasa Inggris dengan baik dan benar; dan ketiga, tidak hanya benar secara tata bahasa, artikel juga harus memuat unsur “keindahan bahasa akademis”. Selanjutnya Choiru Fuad mengharapkan para pembahas dapat memberikan catatan-catatan kritis terhadap naskah artikel.

Achadian Ikram dan Lukmanul Hakim yang hadir dalam acara tersebut berpandangan bahwa artikel yang mereka telaah, secara umum perlu penyempurnaan baik dari sisi substantif maupun redaksional. Achadian menyampaikan bahwa naskah yang beliau telaah masih kurang dalam analisisnya. Selain itu, secara akademis naskah yang beliau kritisi belum memberikan sumbangan baru dalam dunia akademis.oleh karena itu, beliau berpendapat bahwa naskah tersebut harus diperbaiki baik secara substantif maupun redaksional.

Sementara itu, Lukmanul Hakim menyatakan bahwa naskah yang beliau telaah, secara umum dinilai masih kurang dalam pembahasan landasan teori. Hal ini berdampak pada miskinnya analisis yang terdapat dalam naskah. Selain itu ia juga mempermasalahkankurangnya referensi yang disertakan dalam naskah. Sementara itu, secara ketatabahasaan, Lukmanul Hakim berpendapat bahwa masalah ini bukanlah hal yang krusial untuk menilai apakah naskah tersebut layak untuk dimuat ataukah tidak. Hal ini karena kesalahan-kesalahan dalam ketatabahasaan dapat dengan mudah diperbaiki.

Penilaian serupa juga disampaikan oleh Ayang Utriza dan Atiq Susilo. Dalam telaah kritis naskah yang dibacakan secara in absentia oleh Kapuslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, mereka juga menyarankan perlu adanya perbaikan naskah baik secara substantif maupun redaksional bahasa.

Diakhir acara, Kapuslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya terhadap para penelaah dan narasumber yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan penilaian dan koreksi kritis terhadap naskah artikel yang akan dimuat dalam Jurnal Heritage of Nusantara.[]

AGS

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI