Kemandirian Pesantren Ditopang 4 Skill

29 Mei 2023
Kemandirian Pesantren Ditopang 4 Skill

Jakarta (Balitbang Diklat---Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Prof. Suyitno, membuka Pelatihan Kemandirian Pesantren Angkatan VII-XIV secara daring, Senin (29/5/2023). Pelatihan yang diikuti 320 peserta ini bagian dari tahapan yang diikuti pesantren sebelum melaksanakan inkubasi bisnis. Pelatihan diselenggarakan secara kerja sama antara Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan (Pusdiklat Teknis) dengan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama.

Dalam arahannya, Kaban menekankan pentingnya kemandirian pesantren sebagaimana jati dirinya. Menurut pria asal Tulungagung ini, kemandirian pesantren ditopang oleh 4 skill, yaitu personal skill, social skill, academic skill, dan vocational skill. “Yang pertama pesantren dituntut mampu mencetak santri yang memiliki keterampilan individu sehingga siap hidup mandiri dan siap terjun ke tengah masyarakat. Umumnya, alumni pesantren tidak ada yang menganggur karena ia bisa mengerjakan apa saja,”  ungkap Kaban.

Skill yang kedua berkaitan dengan keterampilan memimpin dan bergaul di tengah masyarakat. “Alumni pesantren biasanya memiliki kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi yang baik, menjalin relasi dengan semua kalangan, dan bahkan mampu menghimpun masyarakat. Pesantren menjadi tempat berkumpul dan bernaungnya masyarakat. Karena itu, pesantren tidak eksklusif melainkan melebur dengan masyarakat,” terang Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang ini.

Skill ketiga berkaitan dengan keilmuan dan pendidikan pesantren. “Pesantren menjadi lembaga yang konsisten menggeluti ilmu agama Islam. Tafaqquh fi al-din (mendalami ilmu agama) menjadi karakteristik utama pendidkan ala pesantren. Meskipun pesantren memiliki kesibukan di berbagai bidang, namun tidak boleh mengabaikan tafaqquh fi al-din,”  tegas Kaban.

Adapun skill  keempat berkaitan dengan kemampuan melakukan pekerjaan secara profesional pada bidang tertentu. “Salah satu bentuk vocational skill adalah kemampuan mengelola usaha atau bisnis seperti yang sedang diprogramkan oleh Gusmen (Menteri Agama) ini. Pesantren akan mandiri bila memiliki sumber pembiayaan yang dikelola sendiri. Inilah kesempatan berharga untuk dunia pesantren agar memanfaatkan bantuan inkubasi bisnis secara profesional. Kembangkan potensi yang dimiliki sehingga pesantren memiliki keunggulan dalam bisnis tertentu,” pungkas mantan Direktur Pendidikan Tinggi Islam ini.

Sementara dalam laporannya, Kepala Pusdiklat Teknis, Mastuki, menjelaskan Pelatihan Kemandirian Pesantren dilaksanakan dalam 6 gelombang. “Pelatihan kali ini masuk gelombang kedua yang diikuti peserta dari Jawa Barat, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Pelatihan dilaksanakan secara blended system (sistem campuran) antara dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring). Peserta akan mengikuti pelatihan secara daring selama 2 hari, dilanjutkan secara luring 4 hari di dua titik lokasi, yaitu Balai Diklat Keagamaan Bandung dan Surabaya,” terang Kapus. (Efa AF/bas/sri)

Sumber: Efa Ainul Falah
Editor: Abas/Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI