Kemenag Siap Hadirkan Buku PAI Berbasis Transfer of Value dan Toleransi Beragama
Jakarta (BMBPSDM)---Kepala Badan (Kaban) Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Suyitno menekankan pentingnya pendekatan transfer of value dan penyusunan kurikulum yang menekankan nilai-nilai toleransi dalam buku Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti. Menurut Kaban, penyusunan buku harus mampu mengatasi kelemahan pembelajaran agama yang terlalu berfokus pada transfer pengetahuan.
"Secara approach, buku yang nanti akan kita sahkan ini bukan hanya transfer of knowledge tetapi juga harus sudah dalam konteks transfer of value karena pembelajaran PAI ini tidak sama dengan pembelajaran sains atau ekskakta," ujar Kaban dalam kegiatan Sidang Penyelia Tim Penilai Buku Teks Utama PAI, di Jakarta Selasa (19/11/2024).
Lebih lanjut, Kaban menekankan arahan menteri dalam menyediakan buku pembelajaran agama yang mencerminkan nilai-nilai toleransi. "Kita harus memastikan buku ini menggambarkan totalitas konten yang relevan dengan prinsip toleransi, sehingga benar-benar sejalan dengan kebijakan yang diharapkan,” ucapnya.
Hal yang tidak kalah penting lainnya, kata Kaban, adalah mengintegrasikan buku tersebut dengan tujuh program kebiasaan anak cerdas atau anak hebat Indonesia yang relevan dengan sunnah Rasul sebagaimana yang dicanangkan Menteri Agama. "Kebiasan positif yang relevan tersebut seperti bangun pagi, beribadah, gemar belajar, bermasyarakat, hingga makan bergizi," ujarnya.
Sejalan dengan pernyataan Kaban, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Abu Rokhmad yang turut hadir juga menegaskan bahwa seluruh elemen buku, mulai dari substansi hingga desain, harus mendukung nilai-nilai toleransi yang menjadi inti kurikulum. “Jangan sampai substansi yang sudah baik menjadi kurang menarik karena desain yang tidak memadai,” tegasnya
Abu juga menyoroti pentingnya pendekatan serta koordinasi dengan pemerintah daerah terkait kebijakan muatan Tuntas Baca Tulis Al-Qur’an (TBTQ) di satuan sekolah dasar. "Hal ini diperlukan karena pembelajaran PAI di sekolah saja tidak cukup untuk membuat anak-anak mampu membaca Al-Qur’an," ujarnya.
Abu Rokhmad mengatakan bahwa adanya buku PAI ini sebagai legacy strategis bagi Direktorat PAI. “Buku ini telah disusun dengan substansi dan kelayakan yang tepat sehingga dapat menjadi kunci utama pembelajaran PAI di dunia pendidikan dan akan menjadi pedoman utama bagi guru untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam pembelajaran agama,” pungkas Abu. (Nova Agung Krismauf)