Kepala Biro HDI Kenalkan Konsep DNA Untuk Humas Kemenag

15 Mar 2023
Kepala Biro HDI Kenalkan Konsep DNA Untuk Humas Kemenag
Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Data dan Informasi (HDI) Kemenag RI Akhmad Fauzin saat memberikan arahan pada kegiatan Rakornas Kehumasan Kementerian Agama Tahun 2023 di Surakarta, Kamis (15/03/2023).

Surakarta (Balitbang Diklat)---Pekerjaan kehumasan sangat berat. Setiap saat dituntut harus bisa merespons isu dengan cepat. Yang terjadi di media sosial, sekarang terjadi, sekarang pula tersaji. Berbeda dengan dulu pada media mainstream. Sekarang terjadi, baru esok hari tersaji.

“Pranata Humas (Prahum) dituntut masuk ke dunia perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Humas tidak bisa keluar dari pengaruh atau dampaknya tersebut. Salah satunya, setiap tingkatan usia humas harus sama bersinergi dengan konsep DNA,” ujar Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Data dan Informasi (HDI) Kementerian Agama Akhmad Fauzin saat memberikan arahan pada kegiatan Rakornas Kehumasan Kementerian Agama Tahun 2023 di Surakarta, Kamis (15/03/2023).

Menurut Fauzin, DNA yaitu Device. Humas dituntut mengikuti perkembangan zaman dan mendapat dukungan pemanfaatan alat komunikasi. “Dan kompetensi SDM-nya harus mengikuti perkembangan,” ucapnya.

Berikutnya, network. Ketika konten kreasi yang akan disampaikan kepada jejaring audiennya, seperti apa orangnya? Saat komunikator menyampaikan pesannya kepada komunikan, harus melihat siap audiennya;  apakah generasi z, generasi milenial, generasi x atau generasi baby boomers.

Selanjutnya adalah attitude. Bagaimana sikap dan perilaku humas dalam menggunakan dan memanfaatkan gadget.

Skill dan knowledge bisa dipelajari, tidak hanya di sekolah saja, tetapi juga bisa dipelajari melalui gadget, tetapi tidak dengan sikap dan budi pekerti,” kata Fauzin.

Humas, lanjut Fauzin, sebagai garda terdepan yang secara kualifikasi kompetensi memiliki kemampuan lebih dari sisi pengetahuan dan keterampilan. Humas juga sebagai trigger atau pemicu untuk informasi yang konstruktif terhadap masyarakat.

Oleh karena itu, perkembangan hoax yang terjadi di lingkungan masyarakat bisa menjadi pemicu untuk Humas dalam memberikan informasi yang konstruktif kepada masyarakat. “Berikan respons yang tidak frontal, dengan santun, tidak dengan ujaran yang menciptakan kekeruhan,” tandasnya. (Barjah/sri)

 

Penulis: Barjah
Editor: Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI