Layanan Pendidikan Agama di SMA Ananda Bekasi
Jakarta (17 Oktober 2017). Hasil penelitian Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat tentang layanan pendidikan agama di SMA Ananda Bekasi menunjukkan sekolah SMA Ananda pada awalnya diprakarsai oleh tokoh-tokoh Buddha Bekasi. Namun, dalam perkembangannya SMA tersebut tidak bercorak ciri khas agama Buddha. Pasalnya, SMA ini memberikan pelayanan pendidikan agama siswa sesuai dengan agama siswa masing-masing dan mempunyai guru agama sesuai dengan agama masing-masing siswa.
Sekolah ini merasakan harmonisasi dan budaya sekolah yang cukup menyejukkan. Tidak ada hambatan atau problem serius. Senantiasa melakukan peningkatan mutu pembelajaran. Sarana-prasarana dan aktivitas yang tersedia dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan agama.
Meski demikian, regulasi negara sangat diperlukan untuk menata pendidikan agama di sekolah, mulai dari pengangkatan guru agama, peningkatan sarana-prasarana, media pembelajaran, diklat guru agama, restrukturisasi penyuluh agama, hingga harmonisasi hubungan Kementrian Agama dan Kementerian Pendidikan.
Hasil penelitian merekomendasikan, pertama untuk Kementerian Agama hendaknya memberi perhatian yang serius agar ada pengangkatan guru agama sebagai PNS; memberi bantuan sarana dan prasarana; memberikan diklat kepada guru agama; membangun harmonisasi dengan Kementerian Pendidikan; penyuluh agama harus terstruktur sampai ke bawah; dan memberi bantuan kesejahteraan guru agama.
Kedua, untuk sekolah SMA Ananda hendaknya meningkatkan jumlah buku pengayaan pelajaran, penalaran, dan pendalaman semua agama; menyiapkan tempat ibadah yang memadai untuk semua agama; hendaknya memberikan ruang bagi publik untuk ikut memberdayakan dan meningkatkan partisipasi untuk kemajuan SMA Ananda; serta melahirkan karya tulis/budaya menulis siswa terutama untuk menyampaikan pemikiran siswa tentang masyarakat yang taat agama dan berakhlak mulia. (bas/wan)
https://www.google.co.id