Madrasah Lebih Diminati! Bagaimana Dana SBSN Berperan dalam Perubahan Ini?

24 Sep 2024
Madrasah Lebih Diminati! Bagaimana Dana SBSN Berperan dalam Perubahan Ini?
Kaban Suyitno pada acara Seminar Evaluasi Kualitas Mutu Sarana Prasarana Madrasah yang diselenggarakan Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan di Jakarta, Selasa (24/9/2024).

Jakarta (Balitbang Diklat)---Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama Suyitno secara resmi membuka dan memberikan arahan dalam acara Seminar Evaluasi Kualitas Mutu Sarana Prasarana Madrasah yang dibiayai melalui Dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Acara ini diselenggarakan Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan dengan fokus utama pada evaluasi penggunaan dana SBSN dalam meningkatkan fasilitas madrasah di seluruh Indonesia.

 

Dalam arahannya, Suyitno menyoroti beberapa poin penting yang harus diperhatikan dalam penelitian terkait evaluasi ini. “Pertama-tama, saya ingin melihat profiling data penerima dana SBSN, sehingga kita memiliki dasar yang kuat untuk melakukan analisis. Buatlah klasterisasi penerima dana berdasarkan jenjang pendidikan seperti madrasah ibtidaiyah, tsanawiyah, dan aliyah, serta berdasarkan zona wilayah,” ujar Suyitno di Jakarta, Selasa (24/9/2024). Menurutnya, informasi yang lebih terstruktur dan rinci akan memudahkan pembaca dan pengambil kebijakan untuk memahami manfaat program ini secara komprehensif.

 

Lebih lanjut, Suyitno juga menekankan pentingnya metode penelitian yang lebih menyeluruh. “Dari sisi metodologi, saya sarankan agar dilakukan pendekatan mixing antara kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini tidak cukup jika hanya mengandalkan kuesioner saja,” jelasnya. Menurutnya, pendekatan kualitatif diperlukan agar setiap pertanyaan dalam kuesioner bisa dijelaskan secara lebih mendalam dan terperinci, terutama dalam menggali pengalaman langsung dari para penerima manfaat dana SBSN.

 

Salah satu hal menarik yang dibahas Suyitno dalam seminar tersebut adalah pentingnya melakukan komparasi penerima SBSN pada tahun-tahun yang berbeda. Ia menyarankan agar penelitian ini mengelompokkan penerima dana SBSN dari tahun 2017-2019 dan membandingkannya dengan penerima dari tahun 2023-2024. “Namun, jangan mengaitkan data ini dengan periode pandemi COVID-19 kecuali jika data tersebut memang dari tahun 2020 hingga 2022,” tegasnya. Suyitno juga memperingatkan agar penelitian tidak mencoba menghubungkan hal-hal yang tidak relevan, sehingga hasil analisis menjadi lebih akurat dan obyektif.

 

Dalam penutupan arahannya, Suyitno menyampaikan harapannya bahwa hasil penelitian ini dapat memberikan rekomendasi yang berguna bagi masa depan pembangunan madrasah yang didanai SBSN. “Selama ini, kita melihat tren positif di mana madrasah semakin diminati masyarakat, salah satunya karena tampilan fisik madrasah yang jauh lebih baik setelah mendapat dana SBSN,” ungkap Suyitno. Namun, ia menegaskan bahwa peningkatan ini seharusnya tidak hanya terlihat dari segi tampilan luar saja, tetapi juga mencakup kualitas pendidikan yang ditawarkan oleh madrasah tersebut.

 

Suyitno juga mengingatkan para peneliti untuk tidak hanya menampilkan hasil penelitian yang seolah-olah semuanya berjalan baik. “Jika hasil penelitian memang bagus, tentu saya mendukung, namun tolong gali lebih dalam aspek-aspek kualitatif agar kita dapat memahami alasan di balik data kuantitatif tersebut. Jangan sampai ada hal penting yang terlewatkan hanya karena tidak dikaji secara mendalam,” pungkasnya. (Natasya Lawrencia)

   

 

Penulis: Natasya Lawrencia
Sumber: Natasya Lawrencia
Editor: Abas dan Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI