Manajemen Talenta: Strategi Efektif Dongkrak Kinerja ASN!
Jakarta (BMBPSDM)---Manajemen talenta menjadi topik yang sangat penting dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas Aparatur Sipil Negara (ASN). Hal ini dikemukakan Kaban Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM Suyitno saat memberikan arahan pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Paparan Naskah Akademik Corporate University dan Manajemen Talenta.
Urgensi penerapan manajemen talenta menjadi fokus utama. Jumlah ASN yang besar dan kebutuhan pembangunan nasional mendorong organisasi memiliki visi dan strategi yang kuat. “Visi organisasi dapat terbentuk dengan baik melalui pendekatan manajemen talenta,” ucap Suyitno di Jakarta, Senin (9/12/2024).
Namun, kondisi saat ini, lanjut Kaban, menunjukkan bahwa posisi ASN belum sepenuhnya jelas. Banyak ASN yang masih berada dalam kategori zona merah, sehingga memerlukan penataan lebih lanjut. Data menjadi elemen penting untuk menentukan langkah ke depan, termasuk melalui penggunaan talent pool untuk mengetahui posisi dan potensi ASN secara lebih akurat.
“Data ini menentukan langkah strategis kita. Jika sebagian besar ASN masih berada di zona awal, maka kita belum siap melangkah ke tahap berikutnya,” ujar Suyitno.
Selain urgensi, kata Suyitno, kebijakan yang jelas dan dukungan regulasi diperlukan untuk implementasi manajemen talenta. Salah satu pendekatan yang diusulkan adalah Nine Box Talent Management, sebuah metode yang dapat membantu memetakan potensi ASN berdasarkan kualifikasi dan kompetensi mereka.
Lebih jauh, Suyitno mengatakan bahwa proyek percontohan atau piloting project juga menjadi rekomendasi penting. Pelaksanaan proyek ini dapat dimulai pada 2025 atau 2026, dengan menyasar pelaksana, pengawas, atau pejabat fungsional tertentu. "Sasaran harus jelas, misalnya, kepala madrasah untuk pejabat fungsional atau pengawas untuk posisi manajerial," jelasnya .
Suyitno juga menyinggung dampak negatif jika manajemen talenta tidak diterapkan. Institusi dapat menghadapi distress, seperti rotasi yang tidak transparan, penurunan kepercayaan ASN kepada pimpinan, hingga sistem kerja yang tidak efisien. Hal ini dapat merusak ekosistem kerja secara keseluruhan.
Terakhir, Suyitno menegaskan bahwa presentasi dan komunikasi kebijakan ini harus dilakukan dengan jelas. Poin-poin utama yang harus disampaikan meliputi urgensi, kondisi saat ini, kebutuhan pendukung, strategi implementasi, dan langkah-langkah (milestone). “Dengan pendekatan ini, manajemen talenta diharapkan mampu menjadi solusi dalam mendukung keberhasilan pembangunan nasional,” pungkasnya. (Natasya Lawrencia)