Mantapkan Langkah Menuju Scopus, Jurnal Lektur dan Heritage Indeksasi ke DOAJ
Jakarta (Balitbang Diklat)---Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Balitbang Diklat Kementerian Agama RI menggelar kegiatan Evaluasi Proses Pendampingan Indeksasi Jurnal Heritage dan Jurnal Lektur Keagamaan Submit ke Scopus dan Directory of Open Access Journals (DOAJ) di Jakarta, Rabu (8/5/2024).
Acara ini dihadiri para pakar, pengelola jurnal, dan berbagai pihak yang terlibat dalam upaya memajukan penerbitan ilmiah.
Dalam sambutannya, Kepala Puslitbang LKKMO, Moh. Isom, memberikan arahan yang perlu dilakukan pengelola Jurnal Heritage dan Jurnal Lektur. Ia menyoroti penting terindeksnya jurnal ini di Scopus, yang akan membawa dampak besar terhadap integrasi dengan seluruh jurnal di lembaga yang lebih besar.
“Pak Kaban menyampaikan kalau Jurnal Lektur dan Heritage sudah terindeks Scopus, ia akan mengintegrasikan seluruh jurnal sebadan Litbang termasuk balai-balai, karena banyak yang masih di bawah sinta 2. Nanti kalau diintegrasikan yang akan jadi penanggung jawabnya adalah Puslitbang LKKMO. Ini akan terjadi kalau jurnal kita sudah terindeks Scopus. Karena untuk apa jurnal banyak-banyak tapi tidak berkualitas, hanya untuk “mantas-mantasi.” Maka dari itu, saya sangat berharap Jurnal Lektur dan Heritage ini bisa terindeks scopus,” ujar Isom.
Selaras dengan arahan Kepala Puslitbang LKKMO, Priwahyudi selaku Ketua Tim Jurnal Lektur dan Heritage turut memaparkan bahwa target hari ini adalah mengirimkan Jurnal Lektur dan Heritage ke DOAJ. Langkah ini diikuti dengan target yang lebih besar untuk melakukan submit ke Scopus dalam bulan ini juga. Untuk memastikan kesiapan jurnal mereka untuk submit ke Scopus, tim berencana untuk melakukan berbagai kegiatan FGD dengan pakar-pakar terkait.
Selain itu, Isom juga menyoroti kebutuhan akan strategi pemasaran yang kuat. Ia menekankan bahwa Jurnal Heritage dan Jurnal Lektur harus dikenal luas di kalangan akademisi dan unit-unit Eselon I Kementerian Agama.
“Jurnal Heritage dan Lektur ini nanti harus ada marketing-nya. Kita harus memiliki strategi agar jurnal ini nanti bisa dikenal para akademisi dan seluruh unit Eselon I di Kementerian Agama. Karena di unit-unit Eselon I Kemenag ini belum ada yang serius menangani jurnal yang sampai terindeks nasional maupun internasional. Paling hanya ada majalah-majalah gitu. Kalau nanti jurnal kita bisa Scopus dan dikenal Eselon I Kemenag, maka kita bisa jadi contoh dan teladan bagi yang lainnya,” tegas Isom.
Sebagai penutup, Isom juga mengajak seluruh anggota tim Jurnal Lektur dan Heritage menjadi bagian dari proses pemasaran jurnal ini. Dengan keyakinan bahwa Jurnal Lektur dan Heritage memiliki potensi besar, seluruh anggota tim didorong membentuk duta-duta yang mempromosikan Jurnal Lektur dan Heritage dengan antusiasme sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan visibilitas jurnal.
Selanjutnya, acara diisi dengan pemaparan dari beberapa narasumber antara lain Prof. Ikhwana Elfitri, Fakhriati, dan Mulyawan terkait pengelolaan jurnal dan pendampingan proses indeksasi Jurnal Heritage dan Jurnal Lektur Keagamaan submit ke Scopus dan DOAJ. (Rheka. H/bas/sri)