Masjid NU Attaqwa Koga: Simbol Solidaritas dan Moderasi Beragama di Jepang

21 Mei 2024
Masjid NU Attaqwa Koga: Simbol Solidaritas dan Moderasi Beragama di Jepang
Kepala Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Arfi Hatim (kanan dari kiri) dan Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Mohsen Alaydrus (tengah dari kiri) menyerahkan buku Moderasi Beragama ke Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang di Masjid NU Attaqwa Koga, Minggu (19/5/2024).

Koga (Balitbang Diklat)---Balitbang Diklat, bekerja sama dengan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang, melaksanakan diseminasi moderasi beragama bagi para diasporan Indonesia yang berada di negara tersebut.

 

Kegiatan ini dilaksanakan di Masjid NU Attaqwa, yang berlokasi 80 km dari pusat kota Tokyo, dan dihadiri Pengurus PCINU Jepang, DKM Masjid Attaqwa, serta jemaah dan masyarakat sekitar. Masjid ini menjadi pusat kegiatan sosial dan keagamaan bagi umat Muslim, dan selalu terbuka bagi siapa saja yang ingin beribadah.

 

Masjid NU Attaqwa di Koga didirikan dengan gotong royong dari berbagai kalangan masyarakat. Berdiri kokoh tanpa bayaran bagi siapa pun yang mau membantu, masjid ini menjadi simbol solidaritas dan semangat kebersamaan. Selain itu, hadirnya pesantren NU Attaqwa di masjid ini juga menjadi pendorong semangat untuk terus maju dan berdakwah, melayani umat di Negeri Sakura tersebut.

 

Kepala Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan, Arfi Hatim, dalam keterangannya menekankan pentingnya memahami konsep Moderasi Beragama (MB). “Seluruh jemaah dapat memahami konsep MB sekaligus menjadi agen, pelopor, dan penggerak MB di Tokyo, Jepang. Moderasi beragama juga penting untuk digaungkan dalam konteks global, di mana agama menjadi bagian penting dalam perwujudan peradaban dunia yang bermartabat,” ujarnya di Koga, Minggu (19/5/2024).

 

Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, Mohsen Alaydrus, menambahkan bahwa nilai ajaran moderasi agama sejalan dengan nilai-nilai Nahdlatul Ulama. Menurutnya, moderasi bukan berarti mengubah ajaran agama, tetapi memberikan pemahaman kepada penganutnya untuk tidak terlalu kaku atau terlalu longgar.

 

Sinergi dan kolaborasi Balitbang Diklat dalam membumikan moderasi beragama di Negeri Matahari Terbit ini diharapkan dapat membangun kerukunan sesama umat Muslim Indonesia yang berada di negara tersebut, serta meneguhkan toleransi dan kerukunan umat beragama. (Okta/Barjah/bas/sri)

   

 

Penulis: Okta dan Barjah
Sumber: Barjah
Editor: Abas dan Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI