Memasuki Era Transformasi Digital, Dosen dan Guru Wajib Beradaptasi
Ambon (Balitbang Diklat)---Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama Prof. Suyitno mengatakan memasuki era transformasi digital, dosen, widyaiswara, dan guru harus mampu beradaptasi mengikuti zaman.
“Profesi tersebut memainkan fungsi utama dalam dunia pendidikan, dan menjadi penentu bagi generasi masa depan,” ujar Kaban saat menyampaikan materi pada Orientasi Akademik PPG dalam Jabatan Mata Pelajaran PAK Tahap II Tahun 2023 pada LPTK IAKN Ambon, di Ambon, Kamis (5/10/2023).
Menurut Kaban, yang dihadapi guru itu adalah makhluk hidup, dan hanya bisa didekati dengan tiga pola, yaitu, pikir (rasional), rasa (perasaan), dan kinestetik (gerak). Tugas kita sebagai guru tidak pernah berakhir atau disebut long life education atau pendidikan seumur hidup.
“Tantangan dunia pendidikan di era disrupsi yang dirasakan para dosen dan guru ditandai dengan anomali atau era keganjilan dan ketidakpastian. Menurut saya, di samping moderasi beragama, pendampingan kepada masyarakat juga menjadi kunci dalam konteks pengabdian,” ucap Kaban.
Pada era disrupsi ini pula, lanjut Kaban, memunculkan banyaknya profesi baru. Masih terjadinya distingsi yang jauh antara kajian yang diberikan kampus dan kebutuhan lapangan kerja.
“Saat ini banyak bermunculan profesi-profesi baru, seperti Tiktokers, Youtubers, dan Podcaster. Maka, kita harus menyematkan kompetensi-kompetensi tambahan itu, untuk menjadi relevan dengan dunia kerja nantinya,” imbuh Kaban.
Perubahan dalam dunia kerja, kata Kaban, menuntut kompetensi tambahan. Perguruan tinggi dalam hal ini, perlu mengikuti zaman dengan menyematkan kompetensi-kompetensi yang relavan.
“Dulu guru disebut sebagai teacher center, namun di tahun 2000-an menjadi student center atau biasa disebut belajar mandiri. Oleh karena itu, guru harus bertransformasi. Kalau tidak, jangan menyesal kalau guru-guru ditinggalkan oleh muridnya,” tandas Kaban. (Rizky/Barjah/bas)