Membangun Legacy Positif, Rancang Program-Program Menyegarkan
Bandung (Balitbang Diklat)---Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat, Prof. Suyitno, megatakan awal tahun merupakan waktu yang tepat untuk merancang program-program yang refresh. Hal itu dapat diartikan sebagai program yang baru dan memberikan inovasi.
“Dalam upaya mengatasi kondisi kampus yang sudah uzur, Kementerian Agama dapat mencanangkan dua cara. Pertama, dengan alokasi anggaran atau SBSN, dan kedua, melalui upaya beautifikasi yang dilakukan oleh kepala balai,” ujarnya.
Kaban mengatakan hal tersebut saat memberikan sambutan pada kegiatan Ramah Tamah dan Pembinaan Pegawai BDK Bandung dan Semarang di Balai Diklat Keagamaan Bandung, Rabu (24/1/2024).
"Penting untuk memperbarui sarana dan prasarana, seperti smart class, podcast, dan perubahan branding yang eye-catching. Toilet yang bersih juga menjadi prioritas, karena kampus ini bukan hanya tempat mencari ilmu, tetapi juga sebagai tempat mencari refresh," ungkap Suyitno.
Selain itu, lanjut Suyitno, penyegaran dari sisi human resource juga perlu dilakukan, khususnya untuk WI (Widyaiswara). Kepercayaan diri penting dimiliki WI melalui kemampuan dalam berbahasa asing. Hal tersebut dapat dimulai dengan short course untuk memperkuat bahasa sebagai langkah awalnya.
“WI diharapkan menjadi orang terdepan dalam mengawal pelatihan human resource di Pusdiklat, yang merupakan gudang SDM Kementerian Agama. Selain itu, juga platform MOOC (Massive Open Online Course) akan terus dikembangkan untuk mendukung transformasi digital dan efisiensi pelatihan,” tegas guru besar UIN Raden Fatah Palembang ini.
Terakhir, Suyitno mengingatkan Widyaiswara tentang pentingnya menciptakan legacy yang positif. "Legacy kita ditentukan oleh tindakan kita hari ini, mencorat-coret sejarah kita. Legacy menjadi pertanda siapa kita sebagai individu dan institusi," pungkasnya. (Nova/bas/sri)