Menelusuri Faktor Muncul dan Berkembangnya Kelompok Radikal Muda
Jakarta (12 Januari 2015). Terjadi tren pergeseran pelaku tindak pidana terorisme dalam beberapa tahun terakhir. Simpulan itu disampaikan oleh M. Zaki Mubarak, Dosen Ilmu Politik FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Menurutnya, aktor pelaku tindakan terorisme bergeser pada kelompok muda terdidik. Dalam catatannya, setidaknya dalam kurun waktu tahun 2009-2011 terdapat dua kasus terorisme yang melibatkan kaum muda terdidik.
Pertama, kasus pengeboman Hotel Ritz Charlton dan Hotel J.W. Marriot. Pada kasus ini, setidaknya terdapat tiga nama yang berasal dari kampus Islam ternama, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dua orang masih terdaftar sebagai mahasiswa, yaitu Sonny dan Afham, sementara satu nama lainnya, Fajar tercatat sebagai alumnus universitas yang sama.
Kedua, kasus yang dikenal dengan “Bom Buku” tahun 2011. Aktor intelektual dari kasus ini tercatat atas nama Pepi Fernando, seorang alumnus kampus yang sama, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu, masih terdapat tiga nama lagi yang satu almamater dengan Pepi Fernando. Mereka adalah M. Fadil, Hendi Suhartono, dan Muhammad Maulana.
Berdasarkan fakta tersebut, M. Zaki Mubarak menelusuri faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan kelompok muda terdidik dalam aksi-aksi terorisme yang mengatasnamakan agama. Berbekal pengalamannya selama menjadi pendamping ketiga terpidana Bom Hotel Ritz Charlton dan Hotel J.W. Marriot, ia menyimpulkan setidaknya terdapat tiga faktor yang mempengaruhi keterlibatan kaum muda dalam aksi radikalisme dan terorisme.
Apa sajakah faktor tersebut, serta bagaimanakah proses keterlibatan kelompok muda dalam jaringan kelompok radikal, silahkan simak pemaparan M. Zaki Mubarak dalam Jurnal Dialog Vol. 37 Nomor 2, Tahun 2014, halaman 149-162 disini.[]
Ags/viks/ags